Selasa, 13 Oktober 2009

Media Massa Menggiring Opini Bahwa Islam Memang Teroris



[caption id="" align="alignleft" width="198" caption="Islam Bukan Teroris"]Islam Bukan Teroris[/caption]

Imunisasi Untuk Tangkal Islam Idiologis







Sejak penyergapan terhadap tersangka terorisme di Tangerang beberapa hari yang lalu, media kembali memblow up isu teror, seakan kaum teror ini selalu mengancam dan berserakan di mana-mana. Saya termasuk orang yang jengkel terhadap pemberitaan media (yang jelas diarahkan oleh asing dan intelejen). Betapa tidak? Mereka selalu mengatakan bahwa teror tidak berkaitan dengan islam. Tapi, pada saat yang sama, mereka jelas-jelas mengait-kaitkan, atau membuat-buat kaitan antara islam dengan teror.

Lihat saja ketika mereka mewawancarai orang-orang yang dekat dengan pelaku bom Mariot dan Ritz Carlton. Mereka bertanya pada temannya apakah sebelum ini ada keanehan pada diri pelaku, temannya menjawab bahwa pelaku menjadi aneh setelah ikut kajian di masjid. Keanehan yang lain adalah si pelaku setelah ngaji jadi fasih mengucapkan ayat Al Qur’an atau hadits. Bukankah ini konyol? Dengan berita seperti ini media ingin agar orang tua dan masyarakat hati-hati apabila anaknya sudah mulai ikut kajian, fasih melafalkan ayat Al Qur’an dan hadits. Ada lagi, ketika ketua RT daerah tempat Nurdin dibunuh ditanya mengenai ciri-ciri penghuni kontrakan, Pak RT menjawab bahwa orangnya berjenggot, celana cingkrang, dan istrinya pakai pakaian tertutup. Bukankah ini juga konyol. Jika ciri ini digeneralisasi, maka akan banyak umat islam yang dicurigai sebagai teroris.

Yang bikin jengkel lagi, kemarin media mendapat foto-foto kegiatan Saifudin Zuhri yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang ustadz yang aktiv membina remaja dengan kegiatan kajian dan out bound. Sang presenter mengatakan , “Siafudin zuhri mengkader calon “pengantin” lewat kegiatan remaja masjid seperti out bound”. Disamping itu, presenter memberi Saifudin dengan embel-embel “ustadz”. Bukankah ini mananya jelas-jelas mengaitkan terorisme dengan islam, dengan dakzah, dan dengan kegiatan keislaman?

Arahnya jelas. Media -yang disetir oleh asing dan intel- ingin agar masyarakat, khususnya orang tua, agar waspada terhadap gerakan-gerakan islam, waspada terhadap aktivis islam, dan waspada terhadap para ustadz. Terutama terhadap mereka yang selalu bicara soal politik, soal kebiadaban Amerika, soal kekejian israel, atau soal ketertindasan umat islam, dll. Akhirnya, mereka akan membatasi aktivitas anak-anak remaja mereka agar jangan sampai terlibat ke sana. Bahkan, sudah ada orang tua yang “over protective” terhadap anak mereka, sampai dilarang ikut pengajian apa pun. Demikianlah, muncul imunitas terhadap aktivitas dan aktivis islam idiologis. Sasarannya adalah membatasi aktivitas gerakan islam idiologis tersebut, serta menghambat atau memutus samasekali rantai pengkaderan mereka. Semoga Allah menolong kita dalam situasi seperti ini.

Mereka membuat makar maka Allah akan membuat makar untuk mereka, dan Allah adalah sebaik-baik pembuat makar!! ( mas titok )

Tulisan Terkait :




  1. Apakah Islam Itu Mengajarkan Teroris

  2. Apakah bom bunuh diri selalu termotivasi Agama

  3. Terorisme bukan Jihad ( Ceramah Dr Zakir Naik )

  4. FUI dan Baasyir Desak Densus 88 Dibubarkan

  5. Cara Membuat Bom , Saya siap Jadi “Pengantin” Bom bunuh diri

  6. Data Ledakan Bom Tahun 2000-2009, Kenapa Kebanyakan “Pelakunya” Orang Islam..?

  7. www.arrahmah.com ( situs teroris?)

  8. Download Ceramah Ust Abu Bakar Ba’asyir

  9. Jihad Untuk Kemuliaan Hidup

2 komentar:

  1. itulah media, semuanya dieksploitasi untuk mencampai tingkat komersial yang tinggi.

    jelas ISLAM BUKAN TERORIS!!!

    BalasHapus

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com