Arti Syahadat

( BUKAN tidak ada TUHAN selain Allah ).

Kita ini sebetulnya orang Islam yang (kebetulan) hidup di Indonesia ataukah orang Indonesia yang (kebetulan) beragama Islam?

Bagaimana sebenarnya mendudukkan masalah ini secara proporsional? Mana yang benar: "Kita ini sebetulnya orang Islam yang (kebetulan) hidup di Indonesia ataukah orang Indonesia yang (kebetulan) beragama Islam?"..

INDONESIA BANGKRUT, INI SALAH SATU PENYEBABNYA

Kalau dulu Indonesia dijajah Belanda pake pasukan, kapal perang, dan persenjataan, Dan setelah menang, Belanda baru bisa ngeruk kekayaan alam. Tapi sekarang itu nggak perlu pake pasukan. Untuk bisa mengeruk kekayaan Indonesia itu cukup pake uang kertas. Kalo kita lihat sekarang ini kan Rupiah jatuh terus, kalo nggak salah sekarang 1 dollar sudah 13.300, anjlok terus. Kenapa ?.

Kecurangan Bank Dalam Kredit KPR

Sejak awal bisnis bank adlh hasil kreasi para “money lenders”. Jd jgn kaget jika sampai saat ini, praktek lintah darat masih melekat. Bagaimana bank melakukan praktek lintah darat pd nasabahnya? Salah satunya adalah dg melakukan “kreasi” terhadap bunga kredit..

Penghargaan Islam Terhadap Buruh dan Pekerja

Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam, sangat memperhatikan hak asasi manusia, sekalipun dia seorang budak. Para sahabat yang pernah membantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik budak maupun orang merdeka, semua merasa puas dengan sikap baik yang beliau berikan. Inilah potret ideal yang bisa dijadikan contoh muamalah antara majikan dengan pembantunya, antara pimpinan dengan pekerjanya.

Tampilkan postingan dengan label Status FB ( copas ). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Status FB ( copas ). Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Juni 2015

Kamu Anti Arab atau Anti Islam?

Saya heran sama orang yang anti Arab. Alasannya apa?
Kalau alasannya, "Kita harus cinta dan menjaga budaya asli Indonesia," berarti kita juga harus anti Amerika, anti Korea, anti India, anti Australia, anti China, dan sebagainya.
Kalau alasannya, "Arab menjajah Indonesia dengan tameng penyebarluasan agama," maka sungguh lucu! Karena justru orang-orang Eropa yang TERBUKTI menjajah Indonesia sambil membawa agama Kristen. Sedangkan Islam masuk ke Indonesia lewat perdagangan dan secara damai, bukan lewat penjajahan.
* * *
Kau bilang, "Ini Indonesia, bukan Arab. Tak perlu pakai istilah akh, antum, syukran, jazakallah, abi, umi, dst."
Padahal saat merayu pacarmu, kamu berkata, "I Love you. I miss you." Saat patah hati, kamu berkata, "Gue gagal move on, nih."
Hm.. itu bahasa Indonesia atau bukan, ya?
Kau terlihat sangat anti Arab dengan alasan "Kita harus cinta pada budaya Indonesia." Padahal di saat yang sama kamu membela ajang Miss World, yang jelas-jelas bukan budaya Indonesia.
Orang yang suka lagu nasyid berbahasa Arab kamu cela-cela dengan alasan, "Itu bukan dari Indonesia." Padahal kamu justru memuja-muja para boyband dari Korea, tergila-gila pada film India, dan cinta buta terhadap film dan musik dari Amerika.

Kamu mungkin lupa:

Senin, 11 Agustus 2014

Inilah Pembahasan TERLENGKAP Seputar Poligami

Kemarin saya membuat posting mengenai Aa Gym, sama sekali TIDAK membahas poligami. Tapi enah kenapa, komentar yang masuk kebanyakan membahas poligaminya. Aneh!

Memang, poligami selalu jadi bahan pembicaraan yang PALING HOT, tak ada habis-habisnya diperdebatkan. POLIGAMI YANG ASLINYA SANGAT SEDERHANA, pun dibuat jadi rumit bin ribet plus berbeli-belit oleh orang-orang yang tak paham mengenai HUKUM POLIGAMI DALAM ISLAM.

Karena itu, saya coba buat semacam RANGKUMAN untuk menjelaskan bagaimana sih INTI dari poligami itu, khususnya SECARA LOGIKA.

===============
BAGI PRIA:
===============

1. Islam memperbolehkan poligami, tapi SYARATNYA SANGAT BERAT. Harus bisa adil. Jadi saudara-saudara sekalian, poligami BUKAN urusan gampang. Jika Anda poligami dan setelah itu Anda tak bisa berbuat adil, maka balasannya adalah NERAKA. MAU?

Sabtu, 09 Agustus 2014

STOP MEMPLESETKAN JILBAB

Ikhwan wa akhwat fillah. Belakangan ini ada istilah yang sedang booming, menambah ragam perbendaharaan kosakata kita. Istilah ini cukup ramai dibincangkan di media sosial dan beberapa situs berita. Istilah yang lahir dari plesetan kata “jilbab”, dipadukan dengan kata slank dalam Bahasa Inggris. Misalnya (maaf) “boobs” yang berarti payudara. Lebih spesifiknya yang berukuran besar, dengan konotasi negatif. Sama seperti orang Indonesia menyebutkan organ-organ vital dari tubuh manusia dalam bahasa daerah, semisal "k****l", "to**t", dan sebagainya (maaf sekali lagi maaf, sebenarnya saya sangat tidak tega menyebutkannya).

JILBAB + B**BS jadilah JILB**BS. Jil**bs kini digunakan untuk menyebutkan model pakaian muslimah yang ketat, sehingga menonjolkan bagian menonjol dan menampakkan lekuk dari tubuh pemakainya. Ada juga istiah jilbabes (jilbab + babes). Babes merupakan slank dalam Bahasa Inggris untuk menyebut perempuan nakal.

Ikhwah fillah. Seorang muslim tentu tidak layak latah mengikuti sesuatu yang salah, menyebut-nyebutnya, meramaikannya, dan menyebarkannya. Jilbab adalah istilah syara’. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surah Al-Ahzab (33) ayat 59 yang artinya:

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan JILBAB-nya ke seluruh tubuh mereka"

Imam Asy Syaukani dalam Kitab Fathul Qadir menyebutkan bahwa jilbab adalah pakaian yang ukurannya lebih besar dari khimar/kerudung/penutup kepala, yang menutupi seluruh badan wanita. Dalam hadits shahih dari ‘Ummu ‘Athiyah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang di antara kami tidak memiliki jilbab.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda. “Hendaklah saudaranya mengenakan jilbab untuknya.”

Jilbab merupakan pakaian yang disyariatkan bagi muslimah saat mereka keluar rumah, ditambah dengan kerudung yang menutup hingga dada (QS.24:31). Karena itu jelas bahwa jilbab merupakan bagian dari syariah Islam. Karena itu pula, menyebutkan jilbab kemudian digandengkan dengan kata kotor, untuk membelokkan maksudnya kepada maksud lain yang buruk justru merendahkan syara itu sendiri. Bahkan bisa jadi merupakan pelecehan terhadap syariah Islam.

Okelah, istilah ini sudah terlanjur menyebar. Kita anggap saja sebagai kecelakaan sejarah. Namun, kita bisa kok tidak membantu penyebarannya. Berhenti menyebut-nyebutnya. Tahanlah diri kita dari menyebarkan kontennya, yang, masya Allah, mayoritas masih memuat gambar-gambar tidak senonoh itu. Dengan demikian kita juga bisa menyelamatkan lebih banyak mata. Menghapus peluang bertambahnya dosa kita, termasuk dosa mereka yang dimuat gambarnya.

Mendakwahkan jilbab juga tak mesti harus dengan mempelesetkan istilah syara’ dan menyertakan gambar-gambar itu kan? Dakwah itu bukan cuma modal semangat. Perlu ilmu dan metode yang benar. Alih-alih menjadikan kita mendapat pahala, cara yang salah justru bisa menggelincirkan kita pada jurang dosa.

Wallahu a’lam bishowab.
Ridwan Taufik K (@ridwantaufikk)

Rabu, 30 Juli 2014

FELIX SIAUW YESS, HTI NO

Saya selalu tersenyum ketika Ustadz Felix Siauw mengajak jamaah facebooker untuk mengkaji Islam di Hizbut Tahrir. Tersenyum membaca setiap komen yang sepertinya kecewa berat dengan Ustadz yang mereka idolakan. Kecewa karena sang Ustadz ternyata anggota HT. Mereka berkomentar,"Felix Siauw yess, HTI no,". Kenapa tersenyum, karena sungguh mereka sama seperti saya dulu, berkomentar dalam ketidaktahuan, curiga berlebih-lebihan, membenci karena cerita orang yang katanya bin katanya.



Felix Siauw yess, HTI no. Ini sangat lucu,karena mereka menyukai status-status Ustadz Felix tapi membenci tempat dimana Ustad Felix mengenal dan mendalami Islam.  Dari awal Ustadz Felix berdiskusi dengan syabab hizb, diskusi yang sangat panjang, dari selesai isya hingga adzan subuh berkumandang. Dengan kesadaran penuh Ustadz Felix mengucap syahadat, setelah itu belajar Islam dari dasar hingga pemahaman menyeluruh. "Dua hal yang saya rasakan setelah mengenal Islam, pertama ketenangan saat pertama kali bersujud. Kedua greget, greget karena Islam yang sempurna ini tidak diterapkan. Islam itu air putih, tapi umat lebih memilih air comberan. "Dengan alasan itulah Ustad Felix bersemaangat mendakwahkan Islam, bahkan langsung mengisi halaqoh di kampusnya, padahal waktu itu belum bisa membaca alqur'an, tidak berapa lama halaqoh itu bubar. hehe.



Felix Siau yess, HTI no. Ini adalah ucapan yang wajar. Sama wajarnya seperti Rofi' Maryam yang memalsukan nomor hp-nya setiap kali bertemu muslimah Hizbut Tahrir. Iya, Rofi maryam bercerita tiga kali memalsukan nomor hp ketika ditanya muslimah hizbut tahrir. Kenapa begitu? Karena dia tahu hizb dari katanya bin katanya. "Jangan dekat-dekat dengan HTI, mereka itu keras, mereka itu sesat. hati-hati." Begitulah kata-kata yang membuat Rofi Maryam ketakutan dan kebencian teramat menyilimutinya (Bagaimana akhirnya Rofi Maryam bisa "tersesat" juga, tanyakan saja padanya, atau tunggu buku antologi saya terbit.hehe). Ini juga yang terjadi pada saya. Ketika saya akan bertemu dengan Ustadz dari HTI (setelah debat demi debat di facebook), saya bertanya dahulu pada teman-teman. Dan subhanallah, semuanya menyuruh saya untuk tidak meneruskan langkah "bodoh" tersebut.



Maka, satu hari sebelum janji bertemu itu, telpon sang Ustadz tidak saya angkat-angkat. Telpon tak diangkat, sms dikirim. Akhirnya saya matikan HP. Namun esok paginya, saya merenung, "kenapa saya takut sebelum bertemu, bukankah ini kesempatan untuk membahas kesesatan HTI. " Dengan bismillah diiringi cemas yang terlalu saya paksakan langkahkan kaki. Waktu itu saya sedang skripsi. hehe.Berkenalan dengan sang Ustadz. Subhanallah. Ternyata sang Ustadz punya bahasa ibu yang sama dengan saya. Hari pertama bertemu hanya sebatas perkenalan. Perkenalan pertama begitu menggoda hingga tertarik untuk bertemu lagi. hehe.



Pertemuan pertama membuat saya terenyuh, sang Ustadz langsung menyakan tiga pertanyaan, darimana kamu? tujuanmu hidup untuk apa? dan akan kemana setelah hidup ini. Tiga pertanyaan tapi dijawab dengan membuktikan adanya Allah, kebenaran Rasul, dan kebenaran alqur'an. Pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengusik, terjawab dengan sangat memuaskan dan masuk akal.



 Singkat cerita, 16 maret 2012 ,  saya sepakat dengan pemikiran-pemikiran hizb, dan ingin melanjutkan mengkaji kitab.  Tahukah tak sesederhana itu, sebelum diperbolehkan mengkaji kitab, ditanyakan dulu apakah terlibat riba, apakah masih pacaran, yang muslimah harus memakai hijab sempurna, dan yang lainnya. Jadi lucu saja, kalau ada yang bilang HT hanya pandai teori. Subhanallah. Bagaimana mungkin mereka mendakwahi oranglain sedang mereka sendiri masih bermaksiat. Bagaimana mungkin mereka berani mengajak terapkan syariat, sedang mereka sendiri melanggar syariat. Inilah kenapa HT dikatakan keras, karena tak pernah mau kompromi dengan hal selain Islam. Kami menikah 1 september lalu, dikatakan aneh karena akadnya terpisah, walimah nya juga terpisah antara laki-laki dan wanita, namun itulah resiko, ketika paham bahwa hidup ini hanya untuk Allah, bukan menuruti pandangan manusia yang seringkali kebenaran itu diartikan jika banyak dilakukan oleh manusia. Padahal bukan membenarkan kebiasaan tapi membiasakan yang benar.



Jadi, jika ada yang mengatakan Felix Siauw yess, HTI no. Janganlah memaki dan mencela mereka. Sebab mereka sama seperti kita yang dahulu sangat membenci hizb karena ketidaktahuan yang berasal dari katanya bin katanya. Di sini saya tidak membela HT. Tidak ada kewajiban untuk membela. HT hanya tempat belajar dan berjamaah. Hanya ingin sahabat semua mengambil ibrah-nya. Silahkan belajar dan berjamaah di harokah yang memperjuangkan Islam. Karena ini kewajiban selama Islam masih terpinggirkan. Kewajiban muslim menerapkan alqur'an dan hadits secara keseluruhan.


 https://www.facebook.com/notes/oksa-putra-yuza/felix-siauw-yess-hti-no/10152217456645896


Bagi yang ingin diskusi dan ingin mengkaji Islam di HTI, silah daftar di sini http://hizbut-tahrir.or.id/gabung/

Senin, 16 Juni 2014

Semuanya Punya Dalil

Bismillaah

Tidak ada satu sekte sesat di muka bumi ini, yg menisbatkan dirinya kepada Islam, kecuali mereka memiliki dalil.

Tidak ada satu bid'ah dari bid'ah yg dilakukan melainkan pelakunya mempunyai dalil, dari dhahir-dhahir ayat Al Qur'an atau Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

Tatkala Syi'ah mengajak kepada imamnya yg dua belas, mengkafirkan para Shahabat Nabi dan istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, menghalalkan mut'ah, merekapun mempersembahkan dalil - dalil kepada ummat.

Tatkala Ahmadiyah menyatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi setelah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam maka merekapun mendatangkan dalil-dalilnya.

Tatkala Liberal, menyatakan Al Qur'an perlu direvisi, Al Qur'an yg ada sudah tidak sesuai dengan masa kini, homoseks diperbolehkan, pornoaksi dan pornografi halal, maka merekapun tidak omong kosong, mereka mendatangkan dalil-dalilnya dari Al Qur'an & Sunnah yg menguatkan pemahaman mereka.

Tatkala sekelompok Shufi, dengan berbagai bid'ah mereka, bahkan sampai ada yg menyatakan Allah dapat menyatu dgn mahlukNya, mereka juga menuliskan dalil-dalilnya dalam lembaran-lembaran buku yg banyak.

Terus apakah dengan mendatangkan dalil-dalil tersebut, mereka dapat melegalkan ajaran mereka, karena mereka bersandar kepada dalil-dalil dari Al Qur'an dan Sunnah?!

Kalau seperti itu, akan dibawa kemana umat ini, kalau ternyata semuanya memiliki dalil.

Bahkan orientalis yg mengatakan Islam adalah agama bangsa Arab, hadits bikinan para ulama' dll, merekapun juga mendatangkan dalil dari Al Qur'an & Sunnah.

Imam Syatibi berkata,"Oleh karena itu, tidaklah kamu mendapati salah satu sekte dari sekte-sekte sesat atau tidak satu orangpun yg menyelisihi pendapatmu dalam hukum-hukum, baik itu furu'iah atau yg prinsipil, yg tidak mampu untuk berdalil atas kebenaran mazhabnya dengan dhohir-dhohir dalil.

Bahkan kami mendapati orang-orang fasik yg berdalil dlm perkara-perkara kefasikan dengan dalil-dalil yg ia sandarkan kepada syariat yg suci.

Bahkan orang-orang Nashrani menguatkan ajaran mereka dgn Al Qur'an.
Oleh karna itu selazimnya bagi yg mengkaji suatu dalil syar'i untuk memperhatikan pemahaman orang-orang pertama (para sahabat) dan pengamalan mereka dengan dalil itu, karna itu lebih layak untuk menepati kebenaran dan lebih lurus dalam berilmu dan beramal".
(Al Muwafaqat 3/288-289).

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam telah memberikan solusi tapi kadang berat hati ini utk mengikutinya, karna sebagian hidup di lingkungan yg sudah turun-temurun meyakini hal itu atau karna termakan tulisan-tulisan yg tidak dapat dipertanggung jawabkan, di samping ilmu agama yg minim.

Apa solusi itu...?

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Maka sungguh, siapa yg hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yg banyak, maka wajib hendaklah kalian mengikuti sunnahku & sunnah Al-Khulafa yg mendapat bimbingan & petunjuk, pegang eratlah sunnah itu & gigitlah dgn geraham-geraham kalian.”
(HR. Abu Dawud no. 4607 & At-Tirmidzi no. 2676)

Maka demi kejayaan Islam.
Demi persaudaraan Islam
Saatnya kita kembali kepada sunnah.

Dalam urusan agama, cukuplah kita mengamalkan apa yg mereka amalkan
Yg tidak, ya tidak perlu dibahas, tidak perlu dibikin ruwet.

Kita terus meniti jalan mereka, sampai kita berjumpa dengan Allah Ta'ala.

Insyaa Allah kita akan dihimpun bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya.

https://www.facebook.com/100005426232544/posts/244275559096650

Kamis, 12 Juni 2014

Tujuan Dakwah



Dakwah bertujuan untuk:

1. Mengajak, bukan mengejek
2. Mengajar, bukan menghajar
3. Membina, bukan menghina
4. Menasehati, bukan menusuk hati
5. Merangkul, bukan memukul.

Dakwah akan lancar dengan:

1. Menabur kasih, bukan
menguburnya
2. Menggalang kekuatan, bukan
menggulungnya
3. Menerangi kebenaran, bukan
memeranginya
4. Menjaga hak saudara, bukan
menjegalnya.

Dakwah, seharusnya bisa:

1. Membimbing, bukan
membimbangkan
2. Memajukan, bukan
memojokkan
3. Menganjurkan, bukan
menghancurkan
4. Menyadarkan, bukan menidurkan.

Dakwah akan lebih berkualitas dengan:

1. Tabah hadapi cobaan, bukan
tambah minta pujian
2. Bersikap Lemah lembut dan sabar, bukan dengan cara kasar dan hajr
3. Mewujudkan amalan nyata,
bukan mengumbar kata kata
4. Menuntun mad'u, bukan menonton mad'u.
5. Berteman, bukan tahdzir serampangan

Dakwah, terasa indah bila untuk:

1. Meneladani, bukan
menelanjangi
2. Saling memberi, bukan saling
meng-iri
3. Menyemangati, bukan
menyengat-mati
4. Mencipta rasa damai, bukan
membuat massa ramai

Dakwah, terasa manis dengan:

1. Menebar senyum manis, bukan
mengumbar wajah sinis
2. Berakhlak halus, bukan berakal
bulus
3. Berniat tulus, bukan berminat fulus.

Dakwah itu, upaya untuk:

1. Mempertahankan aqidah, bukan
mempertuhankan jimat dan rajah
2. Menghidupkan sunnah, bukan
menghidupkan bid’ah
3. Menjadikan orang patuh, bukan
membuatnya jatuh
4. Membuat sembuh, bukan
menjadikannya kambuh.

https://www.facebook.com/100005426232544/posts/245165172341022

Jumat, 25 April 2014

Ngomongin Politik tetapi mengesampingkan Aqidah dan Akhlak..?

1601050_667355103327456_1359629896201850282_nFrend Mengapa yang kulihat Statusmu Selalu ada diseputar politik Saja
Lalu Akidah, Akhlak, Amaliyah , ibadah2 lainya dimana?
Bukanya Membangun Masyarakat yang islam Kaffah dalam Rangkah Menegakkan Khilafah Islamiyah di Perlukan itu?


Jwb
Terimahkasih Atas Perhatianya
Maaf Frend Mungkin Saya Masih Awam, Tapi Saya Akan Coba Menjawab Menurut Apa yang saya Fahami


1.AKIDAH
Ketika saya Memposting atau Membagikan Status Orang Lain yang isinya Terkait dengan Suhu Politik / Sistem Poltik yakni DEMOKRASI HARAM, DEMOKRASI BUKAN ISLAM DAN BERTENTANGAN DENGAN ISLAM, dsb,

Itu Sudah Termasuk Penyampaian Akidah Syariat Yakni Memberitahukan, Menyampaikan pada teman2, umat islam khususnya, Masyarakat pada umumnya, Bahwa Pemilu sistim Demokrasi Adalah Akidah Syirik Akbar,
Karena telah Menempatkan, Memposisikan, Merestui, Mendorong Sekumpulan Orang2/ Manusia Untuk jadi Wakil Rakyat yang Kedudukanya di Tentukan Mempunyai Hak, Wewenang,Membuat, Melegislasi Hukum2 Sendiri tanpa Melibatkan Hukum Allah Dengan Kata Lain tidak Memakai Hukum yang di tetapkan Allah SWT. mengadakan Hukum2 Tandingan & mengadakan Sekutu BagiNYA
Yang haq adalah Kedaulatan ada di tangan Syara(Hukum ALLAH) bukan Kedaulatan ada di tangan Rakyat ,Dsb

2. Akhlak
Coba di tela’ah Kedudukan Akhlak di antara 2 Sistim berikut ini

A SISTIM DEMOKRASI
Ada orang2 berahklak baik tapi pintu2 Kemaksiatan di biarkan ada oleh Sistim Dengan Alasan Ham, dan Hak Kebebasan
Contoh-Lokalisasi berizin,Tempat2 Hiburan Malam,Pabrik Miras,Dsb,
Makanya Sampai Saat ini Sekumpulan Orang2 yang berAkhlak baik Belum bisa Menghentikan Pintu2 Kemaksiatan Tersebut Secara Total Karena dalam Lindungan Sistim

Bukankah Banyaknya Kasus Perzinahan,Pelacuran, Narkoba ,dsb Tidaklah Semata-mata Karena Kerusakan Akhlak Individu, Melainkan adanya Sistim ini yang Menyediakan Peluang adanya Kejahatan.

Malah Kejahatan2 tersbut Saat ini di dominasi Oleh Orang2 yang Berakhlak Intelektual dan Religius, liat saja di instansi2 Pemerintahan (ANGGOTA DPR,MENAG,GUBERNUR,WALIKOTA dsb, ada yang terlibat di dalamnya.
Alqur’an saja pernah di korupsi, masih ingat kan?

B.SISTIM KHILAFAH

Ada Orang2 yang Akhlaknya tidak Baik/Rusak tapi Karena Semua Hal yang tidak Syar’i di batasi, Semua Pintu2 Kemaksiatan di Tutup, dan yang Melanggar Kena Sanksi Hukuman yang Jelas,Tegas, Sesuai dangan Hukum Allah SWT dan yang membuat Efek Jera

Maka Orang2 ini Tidak bisa Lagi Melakukan Aktivitas Kemaksiatan Secara terang2an, bebas, dan lambat laun Akan Terhenti
Imbasnya
-Orang2 yang Akhlaknya Baik Semakin Baik
Orang2 yang Akhlaknya Tidak Baik/ Rusak Otamatis Terbawah Arus Ke Arah yang Lebih Baik Karena Adanya Sistem Syar’i

3.Sampaikan Islam Secara Total , Jangan Sampaikan Apa yang hanya ingin Mereka dengar
CONTOH
AA GYM
Beliau Akhlaknya Baik, Santun Tutur Katanya,
Lembut Gaya bicaranya. Dulu Banyak Media Cetak maupun Elektronik yang Antusias Memuat Beritanya dan Tausiyah2nya, Bnyk juga Umat Islam Maupun Non Muslim Yang Antusias Menyukai PembawaanTausiyah beliau, Bahkan Barat pun Menyukainya

Tapi Karena Penyampain Islamnya Tidak TOTAL, yang biasa ingin di dengar oleh Pendengar, berkutat di Masalah Manajement Kalbu dan Akhlak

( bukan Akhlak Alqur’an yang Total)
(Nb= jika Akhlak Alqur’an Total yang di sampaikan Maka Orang2 Kafir, Fasik, Musrik, Munafiq Pasti Membencinya)

Maka Konsekuensinya Ketika Beliau Mempraktekkan, Mencontohkan Poligami yang di atur Syariat ( itu belum menyangkut Hukum2 syariat islam yangLain )
Maka Seketika itu beliau Di Hujat Habis-habisan, di beritakan Negatif Oleh dulu yang Menjadi Penyuka beliau

MAKA KESIMPULANYA
A.
SIAPA SAJA YANG -INGINKAN PERUBAHAN KE SISTIM KHILAFAH
= Mereka ingin Berusaha Memperbaiki Akhlak , Agar Akhlak Alquran bisa di terapkan dalam Segala Aspek Kehidupan, termasuk dirinya sendiri,keluarganya ,,masyarakat , tatanan pemerintahan dan negara,

B.
SIAPA SAJA YANG MENOLAK SISTIM KHILAFAH DAN TETAP MEMBELA SISTIM DEMOKRASI
= Mereka hnya ingin Akhlak itu diterapkan Sesuai SELERA Individu Masing2,
Tidak Menurut Alqur’an, dengan kata lain yang cocok saja di pakai, yang Pas di hati dan yang Sesuai Kultur Kebudayaan,tradisi yang ada ala pemikiran barat

4. jawaban untuk Amaliyah dan ibadah2 lainya dengan sendirinya itu Akan Mengikuti
Apa yang sedang di perjuangkan Oleh Masing2 individu.
Perjuangkan Sisitim KHILAFAH ATAU
Perjuangkan Sistim Demokrasi

Wassalam
Wallahu A’lam Bishawab

sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=667355103327456&set=a.350670631662573.80344.100001589163902&type=1

Rabu, 12 Februari 2014

Perbedaan Negara Islam dan Negara Demokrasi

Dalam negara demokrasi Pancasila, rakyat boleh / tidak dilarang melakukan amalan ahli sorga; tetapi rakyat juga boleh / tidak dilarang melakukan amalan ahli neraka - selama tidak ada UU yang melarangnya. Semua terserah masing-masing ... Negara memberi peluang yang sama.
Dalam negara Islam, rakyat difasilitasi untuk melakukan amalan ahli sorga, dan dicegah/dihambat agar tidak terjerumus melakukan amalan ahli neraka. Memang kembali ke masing-masing pribadi juga sich, tetapi peluangnya lebih besar jadi ahli sorga.
** Jadi mau jadi ahli sorga atau neraka ?
‪#‎negara_Islam_itu_beda‬

https://www.facebook.com/famhar68/posts/10201428180358865

Senin, 30 Desember 2013

AYAH, AKU INGIN MATI... ( Sudahkah kita siap menyongsong kematian..? )

Empat hari lalu, istri saya mengingatkan kalau putri sulung kami tepat berusia 14 tahun. Alhamdulillah. Saya menyalaminya, mengusap rambut kepalanya, dan mendoakan kebaikan untuknya.

 

Mendadak saya teringat dialog kami berdua ketika dia masih kelas 4 SD. Inilah obrolan ayah-anak yang mungkin tak akan pernah saya lupakan. Meski sudah lewat 4 tahun, rasanya kejadiannya baru kemarin. Bahkan, ketika hampir setiap hari saya berhenti di perempatan lampu merah Kertajaya - Dharmawangsa, memori saya seperti otomatis memutar dialog yang menggetarkan emosi.

"Temanmu ada yang sudah haid, Mbak?"

Anak saya kaget sekali dengan lontaran pertanyaan ini. Saya memang sudah mendengar dari istri kalau teman sekelas anak saya sudah banyak yang mens. Anak masih kelas 4 SD? Sudah menstruasi? Oh, nooo...

Anak saya membenarkannya. Dia pun menyebut nama-nama teman sekelasnya yang sudah haid. "Yah, ayah.... perempuan yang belum haid itu nggak punya dosa ya?", tanyanya.

“Oh iya. Perempuan yang belum haid itu dianggap belum baligh atau dewasa. Karena itu dia belum punya dosa atas apa saja yang dilakukannya”. Saya menjawab dengan penuh kebapakan.

"Ayah, kalau gitu aku sampai tua nanti nggak mau haid. Biar aku nggak punya dosa". Anak saya menjawab spontan dengan riangnya. “Ye ye ye yeee yee..."

Waks... saya tak menduga dengan perkataan ini. Tapi saya tetap harus menjawabnya.

"Mbak, yang namanya perempuan itu meski belum haid, tapi kalau usianya sudah sekitar 13 tahun, maka secara fiqih dia sudah dianggap baligh atau dewasa. Karena itu, kalau perempuan berusia 13 tahun melakukan maksiat, maka dia sudah berdosa".

Saya yakin ini adalah jawaban terbaik yang bisa memuaskan anak saya. Dia pun terdiam. Tapi, tak lama kemudian dia berkata, "Kalau begitu ayah, AKU INGIN MATI SEBELUM UMUR 13 TAHUN. Boleh ya Yah, ya Yahhh, ya Yahhhh!".

"Ye ye ye yeee yee... Ye ye ye yeee yee..", anak saya berjingkrak kegirangan. Sementara saya di sebelahnya merasa "maakk jlleeebbbb". Ayah mana yang kuat mendengarkan permintaan anaknya seperti itu?

Saya menjelaskan lagi. "Mbak, jangan takut menjadi baligh. Kalau sudah dewasa nanti, selama kita menjalankan banyak amal baik, insya Alloh kita akan punya pahala yang banyak. Dan kita akan masuk surga".

Dialog itu pun berhenti. Lampu sudah berganti hijau, saya pun menginjak gas. Kami pun pulang ke rumah...

Hari demi hari berlalu, minggu berganti minggu, bulan dan tahun terus berganti, dialog anak-ayah itu begitu membekas dalam memori saya. Dan hari ini, ketika anak saya usianya 14 tahun, sudah di atas usia yang diharapkannya mati sebelum 13 tahun, saya memutuskan membuat catatan di internet. Siapa tahu bisa bermanfaat bagi orang lain.

TAKUT MATI, KARENA TAKUT NERAKA

Entah sudah berapa kali saya menjadikan dialog tadi sebagai bumbu ceramah. Misalnya ketika mengisi pengajian rutin lansia di balai RW sebelah rumah. Ya, namanya saja lansia, pesertanya memang sudah benar-benar orang lanjut usia, dan rata-rata sudah kakek-nenek.

Dalam satu kesempatan saya membuka ceramah dengan pertanyaan, "Bapak-ibu, nanti kalau di akhirat, apakah mau masuk surga?"

"Maaaaauuuuuuuuuu". Kompak. Semua menjawab dengan semangat.

Saya sengaja diam dulu untuk mencari perhatian seluruh audien. Dan setelah semua kembali fokus, saya bertanya lagi, "Pertanyaan kedua, bapak dan ibu, SIAPA DI ANTARA KITA DI SINI, YANG SIAP MATI BESOK PAGI".

Diam. Kali ini semua kompak diam. Saya ulangi pertanyaan yang sama hingga dua kali, dan tetap nggak ada yang menjawab.

"Bapak ibu, surga itu adanya setelah kita mati. Kita nggak mungkin masuk surga, sebelum mati dulu. Tidak bisa dari hidup di dunia langsung masuk surga tanpa didahului kematian. Jadi, saya ulangi lagi, siapa bapak dan ibu yang sudah siap mati besok pagi".

Seorang ibu yang sudah sepuh di barisan depan mendadak berteriak, "TIDAK SIAAAAAPPPP".

Audien yang semula diam mendadak ger-geran, sambil mesam-mesem memandang saya. Setelah itu saya menceritakan dialog ayah-anak di atas, sebagai perbandingan.

 

Mengapa ada anak kecil sudah siap mati? Karena dia tahu pasti, sebagai anak yang belum baligh maka dia masih bersih tidak punya dosa sama sekali. Karena itu, mati baginya adalah jaminan masuk surga. Sedangkan kebanyakan manusia, mungkin termasuk kita, sikapnya persis seperti para lansia jamaah pengajian saya tersebut. Meski usia sudah lanjut pun masih merasa belum siap mati. Takut mati. Mengapa? Karena menyadari banyaknya dosa yang pernah kita lakukan, dan mati adalah lebih dekat dengan saat dimasukkan neraka. Naudzu billah min dzalik...

SIAP MATI, KARENA YAKIN JAMINAN MASUK SURGA

Bicara tentang kesiapan menghadapi kematian, mari kita perhatikan kisah sahabat Umair bin al-Humam al-Anshory saat perang Badar di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

Nabi SAW berangkat bersama para sahabatnya hingga mendahului kaum musyrik sampai sungai Badar. Setelah itu kaum musyrik pun datang. Kemudian Rasulullah bersabda, “Berdirilah kalian menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi”.

Umair bertanya, “Wahai Rasulullah, benarkah yang engkau maksud itu surga yang luasnya seluas langit dan bumi?” Rasululullah menjawab, “Benar”. Umair berkata, “ehm, ehm”. Rasulullah bertanya kepada Umair, “Wahai Umair, apa yang mendorongmu untuk berkata ehm-ehm?” Umair berkata, “Tidak apa-apa Ya Rasulullah, kecuali aku ingin menjadi penghuninya” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya engkau termasuk penghuninya, wahai Umair”.

Anas bin Malik yang meriwayatkan hadits ini mengatakan, kemudian Umair mengeluarkan beberapa kurma dari wadahnya dan ia pun memakannya. Kemudian Umair berkata, “Jika aku hidup hingga aku makan kurma-kurma ini sesungguhnya itu adalah kehidupan yang lama sekali”. Maka Umair kemudian melemparkan kurma yang dibawanya, kemudian maju untuk memerangi kaum musyrik hingga terbunuh.

Allahu akbar. Begitulah sahabat yang mulia ini. Kalau sudah yakin bakal masuk surga, bahkan menunggu sampai kurma habis dimakan pun sudah kelewat lama ya… Maunya langsung mati agar segera bisa masuk surga yang dijanjikan.

Bagaimana dengan kita semua?

Sudahkah kita siap menyongsong kematian?

Siap atau nggak siap, kematian pasti akan datang.

Karena itu, sebaiknya kita membekali diri dengan memperbanyak amal kebaikan mumpung masih hidup, agar kapan saja ajal datang, kita benar-benar telah siap dengan timbangan amal yang berat, dan Insya Alloh akan dimasukkan surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.

 

Surabaya, 29 Oktober 2013

Akhukum fillah,

M. Ihsan Abdul Djalil

 

Senin, 30 September 2013

Hizbut Tahrir itu ormas yang tidak memberi nilai positif bagi bangsa..?

Dialog imajiner.

A : Anda dari Hizbut Tahrir ?
B : Betul saudaraku.
A : Hizbut Tahrir itu adalah organisasi yang tidak memberi nilai positip bagi bangsa. Tidak seperti organisasi keislaman lainnya seperti ..., ..., ...., ..... Bahkan Hizbut Tahrir adalah organisasi yang merongrong negara.
B : Klaim anda itu salah saudaraku ....
A : Salah ? Coba apa kiprah positip Hizbut Tahrir pada bangsa ini ?
B : Kiprah terbaik dari setiap organisasi adalah berkiprah untuk menyelamatkan bangsa dan membawanya kepada ke kesejahteraan.
A : Betul. Itulah yang telah dilakukan oleh organisasi yang saya sebut tadi. Bekerjasama dengan negara memperbaiki negeri, bukan merongrong seperti yang dilakukan Hizbut Tahrir.
B : Kenapa anda sebut merongrong ?
A : Hizbut Tahrir telah menolak Pancasila yang merupakan dasar negara, menolak Demokrasi yang sudah merupakan sistem yang dipakai negara.
B : Begini saudaraku. Hizbut Tahrir misinya adalah menyelamatkan bangsa ini. Hal pertama yang kami caritahu adalah apa penyebab bangsa ini terperosok dalam kesulitan dan kegelapan seperti sekarang ini. Setelah kami tahu dan yakin penyebabnya, maka kami memberi solusi agar bangsa ini bisa selamat.
A : Oke. Lantas kenapa harus sampai menolak Pancasila dan Demokrasi ?
B : Karena menurut kami, permasalahan bangsa ini pangkalnya dari dua hal tadi. Pancasila dan Demokrasi.
A : Pancasila penyebab semua kemerosotan ini ? Ha..ha... anda maksa banget. Bagaimana mungkin Pancasila yang merupakan Ideologi yang penuh dengan kebijaksanaan itu menjadi akar masalah ?
B : Karena Pancasila itu ada di tulisan, ada di perkataan, tapi tidak ada di prakteknya.
A : Maksudnya ?
B : Pancasila itu hanya ilusi. Jika Pancasila itu sbuah ideologi yang seperti anda klaim tadi, maka pasti Pancasila itu punya sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem kenegaraan dsbnya. Saat ini, sistem ekonomi kita justru sistem kapitalisme, bahkan kapitalis liberal. Sistem negara, sistem Demokrasi. Sistem pendidikan, sistem Sekuler, Pluralisme ? Pancasilanya dimana ?
A : Salah bung. Ekonomi kita Kapitalis Pancasila. sistem negara Demokrasi Pancasila.
B : Begitu ? Bisa bung tunjukkan apa beda Demokrasi tulen Amerika dengan Demokrasi Pancasila Indonesia ? Kapitalisme tulen Amerika dengan kapitalisme Indonesia ?
A : .................................
B : Jadi penempatan kata Pancasila itu hanyalah klaim tak berwujud. Itulah permasalahan kita. Karena Pancasila itu tidak bisa memberikan aturan kehidupan, akhirnya kita terjajah oleh aturan/ideologi asing, seperti Demokrasi, Kapitalisme, Sekulerisme, Liberalisme dll. Jadilah kita bangsa yang tidak punya jati diri. Ini maslah besar bung. Permasalahan semakin lengkap ketika sudahlah Pancasila tidak bisa mengatur negeri, kita salah pula mengambil aturan. Kita justru mengambila aturan Demokrasi yang cacat.
A : Anda ini gampang sekali main vonis. Dimana cacatnya Demokrasi ?
B : Kita melihat sesuatu itu dari siapa sipembuatnya. Siapa pembuat sistem Demokrasi ?
A : Manusia.
B : Nah itu dia. Manusia itu adalah mahluk yang terbatas ilmu dan akalnya. Maka segala aturan yang dibuat hanya berdasar ilmu dan akal manusia belaka, pasti akan mengandung cacat, sebagai konsekwensi dari sipembuatnya adalah mahluk yang punya keterbatasan.
A : Contohnya ?
B : Manusia tidak akan tahu kondisi apa yang akan ada sepuluh tahun ke depan, misalnya. Maka ketika dia membuat aturan, aturan itu hanya aturan yang akan terus berubah menyesuaikan keadaan. Kemudian, manusia itu tidak akan pernah sependapat apa yang baik dan apa yang buruk bagi mereka, maka pada setiap aturan, yang dihasilkan adalah aturan yang dianggap baik oleh sebagian besar/mayoritas, bukan dianggap baik oleh keseluruhan. Dua hal ini mengandung resiko sangat besar bagi kelangsungan sebuah bangsa, karena cenderung akan memunculkan konflik-konflik dan kerusakan akibat aturan yang cacat tadi.
A: Hah ... buktinya hampir seluruh negara justru memakai Demokrasi. Jika Demokrasi itu buruk, pasti tidak akan dipakai.
B : Negara Barat itu memakai Demokrasi, karena mereka tidak menemukan lagi ada yang lebih baik darinya. Itu sudah upaya maksimal akal manusia. Jika mereka punya sesuatu yang lebih baik dari Demokrasi, pasti Demokrasi itu akan mereka campakkan. Jadi mereka memakainya bukan dengan "harga mati", tapi karena ituah yang terbaik menurut mereka.
A : Terus apa yang lebih baik dari Pancasila ? Syariat Islam ? Bukankah syariat Islam juga, kekhalifahan dulu juga akhirnya runtuh ? Jika itu baik, kenapa kekhalifahan bisa runtuh ?
B : Seperti saya sebut tadi, melihat sesuatu itu benar atau tidak, haruslah lihat siapa si pembuatnya. Kami, Hizbut Tahrir memang menyodorkan Syariat Islam sebagai ganti Demokrasi dan Pancasila. Ini bukan semata karena kami muslim. Ini semata karena kami yakin bahwa syariat Islam itu adalah aturan paling sempurna, karena pembuatnya adalah Allah, Tuhannya Manusia, Allah Pencipta Alam Semesta, Allah yang ilmunya tidak terbatas.
Perkara kekhalifahan runtuh, itu samasekali bukan karena buruknya aturan, tapi buruknya penerapan aturan. Statementnya mungkin akan lebih positip jika dibalik : " Dengan aturan yang paling baik, yang berasal dari Allah SWT saja, negara akhirnya bisa runtuh, apalagi jika aturannya buatan manusia."
Kekhalifahan itu telah berhasil mensejahterakan umat yang bukan saja muslim yang menjadi warganya sepanjang lebih dari 13 abad. Lha, Indonesia yang ber Demokrasi Pancasila ini, jangankan berabad, satu hari saja tidak pernah bisa melepaskan diri dari kemiskinan, kerusakan moral dan lainnya. Malah yang terjadi faktanya semakin lama semakin kacau tidak karuan.
A : tetap ketika Hizbut Tahrir menolak Pancasila dan Demokrasi, itu adalah rongrongan pada negara ...
B : Anda ini mau menyelamatkan bangsa atau mempertahankan Pancasila Demokrasi ? Ucapan anda barusan sama saja dengan analogi seorang guru memerintahkan seluruh muridnya untuk membersihkan ruangan kelas. Semua harus berpartisipasi dan akan dihukum siapa yang menolak karena dianggap tidak membantu. Namun guru tersebut memberi ketentuan, semua harus memakai sapu yang sudah disediakan. Sementara sapu yang tersedia itu ternyata sapu yang penuh dengan kotoran.
Sikap murid gimana ? Perintahnya kan membersihkan kelas. Bagaimana sikap guru tersebut jika salah seorang muridnya menolak memakai sapu kotor tersebut dan hendak mengambil sapu yang bersih dari rumahnya ???? Menganggapnya merongrong atau mengapresiasinya ????

 
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com