Rabu, 21 September 2011

AMBON, TEMANGGUNG DAN KEBUSUKAN MEDIA SEKULER

Oleh : Kaab as-Sidani


Pada sekitaran awal tahun 2011 umat Islam disibukkan dengan isu yang menghantam “citra” dienullah. Kasus itu adalah penyerangan gereja di temanggung oleh beberapa ormas Islam akibat pembelaan mereka terhadap izzah Islam ini yang diinjak-injak oleh sekelompok umat Nasrani yang terlalu berani. Walhasil, terjadi kerusakan yang cukup parah dan oleh beberapa pihak dianggap sebagai pemcorengan terhadap nama baik Islam.


AMBON

Media-media sekuler saat itu beramai-ramai memberitakan muharrik-muharrik yang terkait kasus ini. Mungkin bisa dikatakan bahwa media-media sekuler ini menjadikan kasus ini sebagai bahan olok-olok dan pencitraan yang buruk bagi harakah-harakah Islam seperti FPI, JAT dan lain sebagainya. Dan olok-olok ini menjadi sajian utama dalam barang jualan mereka. Pemutaran pita video yang berulang-ulang menjadi ajang cuci otak bagi masyarakat untuk menciptakan indoktrinasi bahwa harakah-harakah Islam adalah radikalis, fundamentalis yang tidak mendapat tempat di bumi nusantara ini.


Hingga akhirnya tiba pada tanggal 11 September 2011, tepat pada momentum 10 tahun serangan penuh berkah WTC. Pada hari itu sebagian umat Islam di tanah manise Ambon diserang ketenangannya oleh kaum obet. Ada masjid yang terbakar dan tidak sedikit korban meninggal dari kalangan kaum muslimin. Namun anehnya, media sekuler kurang tertarik untuk memberitakan isu ini. Bahkan siapa pelakunya, dan siapa korbannya, nampak tidak jelas jika menilik pada pemberitaan media-media sekuler.


Harga Sebuah Masjid


MASJID DIBAKAR

Masjid yang dimaksud di sini adalah masjid umat Islam, bukan masjid milik jemaat Ahmadiyah. Sebab lain akibatnya jika rumah ibadah kaum macam ini atau gereja-gereja. Belum dibakar, baru disegel saja teriakan media akan penyegelan gereja seolah-olah menggema ke seluruh seantero nusantara. Perusakan kuil-kuil Ahmadiyah karena kejengkelan warga pastilah akibatnya akan berujung pada ijma’ opini umat media sekuler bahwa FPI, JAT, HTI, FUI dan segala kroninya adalah pelaku dari semua aksi ini.










Sudah pasti jika penyegelan gereja saja seolah-olah pancasila dan pluralisme tersakiti, maka jelas akibatnya jika dua gereja di Temanggung dibakar massa yang membela akidahnya. Mereka dituduh sebagai pemecah kesatuan bangsa, provokator, atau tuduhan-tuduhan jelek lainnya. Menariknya orang-orang yang mengaku Islam ikut-ikutan menuduh para muharrik dengan tuduhan mencemarkan nama baik Islam, bertindak isti’jal dan lain sebagainya.


Lain halnya jika lima masjid di Sumatera Utara raib tak jelas nasibnya. Bahkan jika pembaca mencari data di Internet, ternyata sulit mencari media mainstream berakses luas (yang nota bene kebanyakan adalah media sekuler) yang menyiarkan berita ini. Yang ada hanyalah media-media Islam berakses terbatas yang memberitakan kejadian ini. Itupun dengan informasi yang terbatas karena perbedaan suplai kapital antara media mainstream sekuler dengan media liliput islami ini.


Apalagi jika menengok kasus Ambon akhir-akhir ini. Sebuah masjid di kampung Waringin yang terbakar, plus korban jiwa dari minoritas lokal (yang merupakan umat Islam), maka yang ada adalah propaganda bahwa Ambon aman-aman saja dan semakin kondusif. Hampir tidak ada gaung dari pemberitaan tentang balita yang meninggal di tempat pengungsian, apalagi dari media mainstream sekuler. Sungguh harga umat Islam adalah sangat rendah.


Media, Corong Thoghut


Allah berfirman dalam surat al-Fajr ayat 10 :


وَفِرْعَوْنَ ذِي الْأَوْتَادِ


dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak). (QS. Al Fajr : 10)


Allah mengatakan: Apakah kamu tidak melihat apa yang Allah lakukan kepada Fir’aun yang memiliki pasak-pasak. Para ahli ta’wil berselisih pendapat tentang makna firman Allah yang berbunyi: ذِي الْأَوْتَادِ”Yang mempunyai pasak-pasak” dan kenapa Dia katakan begitu?, sebagian mereka mengatakan: Artinya adalah yang mempunyai tentara-tentara yang memperkuat kekuasaannya, dan mereka mengatakan pasak-pasak dalam permasalahan ini maksudnya adalah tentara-tentara.” (Tafsiif Ath Thabariy, XXX / 179).


Dr. Abdul Qodir bin Abdul Aziz menyebutkan bahwa jurnalis dan penyiar berita termasuk dari pasak-pasak Fir’aun yang membela thoghut dengan ucapannya :”Orang-orang yang membela dengan ucapan mereka, golongan ini dipimpin oleh sebagian ulama suu’ (ulama jahat) yang sok tahu,yang memberikan pengesahan dalam syariat Islam terhadap para penguasa kafir dan membela para penguasa tersebut dari tuduhan kekafiran dan membodoh-bodohkan kaum muslimin yang berjihad melawan mereka dan menuduh mereka telah keluar dari Islam dan menyesatkan mereka, mereka menipu para penguasa tersebut dengan kaum muslimin yang berjihad, juga masuk dalam pengertian para pendukung thoghut dengan ucapan, sebagian para penulis, jurnalis, para penyiar berita yang melakukan perbuatan yang sama. ( Seri al-Jami’ : Status Pendukung Thoghut)


Dalam kasus-kasus yang seringkali merugikan umat Islam, media mainstream sekuler lebih banyak bungkam. Seolah-olah umat Islam itu adalah mayoritas yang wajar-wajar saja jika terzalimi. Berbeda dengan ketika gereja tersegel, seolah-olah para muharrik adalah biang kerok kerusuhan dan wajib dimusuhi oleh masyarakat. Dari pola-pola pemberitaan semacam ini, media mainstream sekuler telah menjelma sebagai pelindung orang-orang kafir, pelindung kezaliman sekaligus penyebar “keburukan” pejuang Islam dengan kedok melindungi minoritas. Padahal Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 257 :


وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ


Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya (auliya/wali-wali)  ialah thoghut  (QS. Al Baqoroh : 257)


 


Lawan Kezaliman


Telah lazim bahwa kebatilan dengan segenap pendukung, penolong dan pelindungnya akan eksis dari zaman ke zaman. Jihad melawannya pun sudah dijamin oleh Allah akan terus ada hingga akhir masa. Sudah pasti thaifah al-manshurah lah yang istiqomah membabat habis kezaliman dengan darah dan nyawa mereka. Namun apakah qoidun/orang yang duduk-duduk saja tidak bisa dan tidak perlu berbuat apa-apa ?


Adanya penolong-penolong/anshor thoghut dari kalangan jurnalis, penyiar berita dan media massa merupakan lahan amal bagi kalangan yang belum mampu berjihad secara utuh. Untuk mengurangi keburukan amal dengan tidak berjihad di masa fardhu ain ini bisa dilakukan dengan beberapa hal. Salah satunya adalah berjihad dengan lisan. Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  yang termaktub dalam shahihain menyebutkan : Makilah orang-orang Quraisy, karena makian itu lebih menyakitkan mereka daripada tusukan tombak. (al-Hadits)


Ustadz Yusuf al-Uyairi rahimahullah  menyebutkan bahwa jihad dengan lisan adalah salah satu sarana jihad pokok, dengan cabang-cabangnya sebagai berikut :




  1. Dan di antara cabang dari jihad dengan lisan adalah memberikan penjelasan tetang hakekat serangan kaum salib yang dilancarkan terhadap Islam, membela mujahidin dan mempertahankan kehormatan mereka.

  2. Dan di antara cabang jihad dengan lisan adalah menulis dan menyebarkan produk yang mengandung materi yang dapat memotifasi jihad dalam semua bentuknya, baik buku, kaset, bulletin dan lainya.


(Idha’at ala Darbil Jihad)


Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ :


Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.


 (QS an-Nisaa : 76)



http://www.muslimdaily.net/jurnalis/8145/ambontemanggung-dan-kebusukan-media-sekuler

12 komentar:

  1. Alhamdulillah, akhirnya ada yang bahas hal ini, saya yang awam pun ngerasa ada yang janggal dengan media sekuler, pemberitaan mengenai islam kebanyakannya yang negatif (gak berimbang). Apa ini yang disebut finah dajjal... Semoga Allah SWT, memberikan kita kemampuan untuk tetap tawakal. Amin.

    BalasHapus
  2. provokator....

    Tulisan ini sangat tidak benar..
    ORANG yang tadak berada di kota ambon jangan suka mengada-ada... ANJING kamu yach...

    BalasHapus
  3. drpd debat ga karuan,....mendingan lu pd koreksi diri,...ga usah merasa yang paling ,....paling,...dan paling,......

    BalasHapus
  4. orang yang memaki seseorang sama dengan memaki ibunya sendiri.Memang begitulah tabiat kaum yang tidak memgetahui.Subhanallah.

    BalasHapus
  5. Penulis terlalu sibuk dengan Tuhannya,dan hanya melihat dan mendengar satu sisi.jadi tak tau caranya hidup dengan orang lain.
    Pada dasarnya kita beragama juga warisan orang tua dan lingkungan kita.
    Bagaimana jika kamu orang israel.
    Apa kamu akan bilang negaramu jahat?
    Jangan asal bicara dan menulis.

    BalasHapus
  6. baca ---> twitter @beritamuslim
    http://beritamuslim.wordpress.com

    membuka nalar muslim : islam itu sudah pasti SALAH!!!!

    BalasHapus
  7. La ilaaha illallah Muhammadurrosululloh
    @wong edan :Bagaimana jika kamu orang israel.Apa akan kamu bilang negaramu jahat ? Hei bodat !!! Hidup tidak seperti di film-film Holiwood .Akibat dari Dogma pola pikirmu kacau !!! Jika aku jadi kau , kau jadi aku , Pesong kau !!! Apa bisa ?!!! Face off !!! Naudzubillahi mindzalik.Yang membedakan manusia dgn binatang..Manusia di beri akal sementara binatang tidak diberi akal !!!
    Allahu Akbar !!! Allahu Akbar !!! Allahu Akbar !!!
    Allahu Ahad !!! Allahu Ahad !!! Allahu Ahad !!!
    Allahu Allah !!! Allahu Allah !!! Allahu Allah !!!

    BalasHapus
  8. hati - hati kawan dengan propaganda yahudi
    http://beritamuslim.wordpress.com/

    BalasHapus
  9. @ siti @ faris, Satu kata untuk kaum yahudi, Bertaubatlah or "GO TO HELL"... Dari cara bicaranya aja sdh tdk ada rasa cinta damai dan kasar bgtu, apa lg perbuatanya. Islam itu mengajarkan cinta damai. Dan untuk bangsa israeL q acungkan" jari tengah ".

    BalasHapus
  10. tidak usah menanggapi comment2 yg gak mutu. gak usah terpancing. Tidak ada gunanya. "Qul khairon awil yashmut"

    BalasHapus

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com