Selasa, 06 Mei 2008

Surat Terbuka kepada Presiden tentang Pembubaran Ahmadiyah

Kepada Yth.
Saudara Presiden Republik Indonesia
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Di Jakarta

Assalamu’ala man ittaba’a al-huda,

Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw., penghulu para Rasul, keluarga dan para sahabat baginda. Semoga keselamatan senantiasa diberikan kepada siapa saja yang mengikuti tuntunan baginda, dan membela kehormatan agamanya.

Sehubungan dengan keberadaan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sebagai kelompok menyimpang yang mengikuti ajaran Nabi Palsu dari India yang bernama Mirza Ghulam Ahmad, yang keberadaannya selama ini meresahkan umat Islam di Indonesia dan di dunia, karena terus menyebarkan ajaran mereka yang menyimpang dari ajaran Islam tersebut, maka Hizbut Tahrir Indonesia menuntut agar JAI ini segera dibubarkan. Semuanya itu demi mempertahankan akidah Islam, dan menjaga perasaan umat Islam.

Adapun sebab utama yang menjadi alasan tuntutan kami dan juga warga Muslim di negeri ini adalah:

1. Jamaah Ahamadiyah Indonesia telah keluar dari akidah Islam, ketika mengimani orang yang mengaku Nabi, yang bernama Mirza Ghulam Ahmad, asal India, yang diyakini kebenarannya sebagai Nabi. Dan mengklaim, bahwa keyakinan tersebut dibenarkan Islam. Padahal al-Qur’an telah menetapkan, bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi terakhir. Allah berfirman:

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

“Sekali-kali Muhammad bukanlah bapak salah seorang lelaki di antara kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan Nabi terakhir. Dan, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.s. Al-Ahzab: 40)

Baginda saw. sendiri juga telah menyatakan tentang diri baginda, bahwa tidak ada Nabi lagi setelah baginda saw. sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab Shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah ra. bahwa baginda saw. bersabda:

كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي

“Dahulu, Bani Israel dipimpin oleh para Nabi. Tatkala seorang Nabi wafat, maka dia akan digantikan oleh Nabi yang lain. Dan, bahwa tidak ada seorang Nabi pun setelahku.” (H.r. Bukhari)

Orang yang mengaku sebagai Nabi (dalam kasus Musailamah) disebut dengan sebutan pembohong besar (al-kaddzab). Memang, meski dalam 12 butir penjelasannya Ahmadiyah tidak menyatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, tapi secara implisit mereka masih mengakui. Fakta di lapangan juga membuktikannya, ketika para pengikutnya masih mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi. Kalaupun mereka tidak mengakuinya sebagai Nabi, tapi adalah suatu kebatilan yang besar menjadikan seorang Nabi Palsu sebagai seorang guru dan pemimpin seperti yang diakui oleh Jamaah Ahmadiyah Indonesia dalam 12 butir penjelasannya. Sedangkan di masa Nabi dan Khalifah Abu Bakar, para Nabi palsu dan para pengikutnya telah diminta segera bertobat. Kepada mereka diberlakukan sanksi hukum Riddah (murtad), atau diperangi hingga kembali ke pangkuan Islam.


2. Kelompok sempalan ini juga telah menodai kesucian al-Quran dengan kitab Tadzkirah-nya. Kitab yang diklaim oleh Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikutnya sebagai wahyu yang suci (wahyun muqaddas). Kitab tersebut merupakan bajakan terhadap al-Quran dengan cara mencuplik-cuplik ayat-ayat al-Quran dari sana-sini, lalu dicampuraduk dengan ucapan Mirza yang diselipkan di dalamnya, dan diklaim sebagai wahyu dari Allah. Jelas ini adalah suatu penodaan terhadap kesucian ayat-ayat al-Quran. Karena itu, sekalipun dalam penjelasannya, Jamaah Ahmadiyah Indonesia tidak menyebutnya sebagai wahyu, namun tetap mengakui keberadaan kitab bajakan tersebut sebagai pangalaman ruhani Mirza Ghulam Ahmad dan menjadikannya sebagai rujukan mereka. Ini jelas merupakan penyimpangan dan kesalahan yang nyata.

3. Kelompok sempalan ini juga telah melanggar hak asasi dan perasaan umat Islam terkait dengan kesucian Nabi dan al-Qur’an mereka, melalui penodaan mereka terhadap Nabi Muhammad saw. dan al-Qur’an. Adalah suatu bentuk kelalaian pemerintah, bila membiarkan pelanggaran.


4. Kami juga mengingatkan pemerintah dengan UU No 5/69 jo Penpres No.1/PNPS/1965 tentang pelanggaran dan penodaan agama oleh sekelompok orang yang membuat-buat ajaran dan mengklaim merupakan ajaran dari ajaran agama asalnya.

Berkaitan dengan alasan-alasan di atas, penetapan bahwa akidah kelompok Ahmadiyah telah menyimpang dari akidah Islam, sekaligus memalsukan akidah Islam yang benar sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah telah dikukuhkan oleh MUI dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) hasil Munas MUI VII di Jakarta, pada tanggal 22 Jumadil Akhir 1426 H/29 Juli 2005, yang menegaskan kembali keputusan Fatwa MUI dalam munas ke II tahun 1980 yang menetapkan, bahwa aliran Ahmadiyah telah keluar dari Islam, sesat dan menyesatkan, serta orang Islam yang mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam), yang mengajak mereka yang terlanjur mengikuti aliran Ahmadiyah supaya kembali kepada ajaran Islam yang haq (al ruju’ ila al haq), dan kembali kepada umat yang sahih dan murni. Di dalamnya juga dinyatakan bahwa pemerintah berkewajiban untuk melarangnya, dan mencegah penyebaran faham Ahmadiyah di seluruh Indonesia, serta membekukan organisasinya dan menutup semua kegiatannya.

Kami juga mengingatkan Saudara Presiden, dengan pernyataan Saudara di depan para ulama di istana beberapa waktu lalu, bahwa Saudara akan merujuk kepada fatwa Majelis Ulama terkait dengan kelompok ini. Maka, sudah saatnya Saudara mengambil tindakan tegas sesuai dengan kewenangan Saudara untuk melarang kelompok sempalan ini.

Disamping itu, sudah menjadi kewajiban Saudara sebagai penguasa Muslim untuk melindungi akidah umat dan Saudara bertanggung jawab atas keselamatan dan kejernihan akidah umat, juga mencegah semua bentuk penodaan terhadap akidah warga Muslim di wilayah yang Saudara perintah.

Kami juga mengingatkan Saudara Presiden akan tugas dan fungsi seorang penguasa Muslim. Dalam sabda baginda Rasulullah saw. telah dinyatakan:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ

“Seorang imam (pemimpin) itu laksana perisai, dimana orang berperang di belakangnya, dan dia menjadi perisainya. Jika dia memerintahkan pada ketakwaan kepada Allah Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya dia berhak mendapatkan pahala. Jika dia memerintahkan yang lain (kemaksiatan), maka dia pun berkewajiban untuk menanggung (dosanya)”.(Hr. Muslim).

Juga sabda baginda saw. yang menyatakan:

مَا مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيحَةٍ إِلاَّ لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

“Tidaklah seorang hamba yang diberi amanah oleh Allah untuk mengurus urusan rakyat, kemudian dia tidak mau memberikan nasihat, kecuali dia tidak akan pernah mencium wangi surga.” (Hr. Bukhari)

Semoga sikap Saudara Presiden dalam melindungi kesucian dan keselamatan akidah Islam ini dicatat dalam neraca amal kebaikan Saudara. Namun, jika Saudara tidak melakukannya, maka Saudara bisa dinyatakan telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang Mukmin. Tentu, kami tidak berharap Saudara Presiden melakukannya.

Semoga Allah memberikan bimbingan dan hidayah-Nya kepada kami dan juga Saudara semua.

Ya Allah, saksikanlah, bahwa kami benar-benar telah menyampaikan amanat-Mu. Akhirnya, hanya kepada Allahlah, Tuhan semesta alam, segala puja dan puji kita panjatkan.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 Rabiul Akhir 1429 H
7 April 2008 M
Hizbut Tahrir Indonesia

13 Responses “Surat Terbuka kepada Presiden tentang Pembubaran Ahmadiyah”
abu khair Says:
May 6th, 2008 at 2:04 pm

Presiden SBY adalah seorang Muslim yang juga masih saudara kita jadi sudah sepantasnya jika Presiden membubarkan Ahmadiyah berdasarkan Al-Qur’an dan sunah.
tetapi, jika Presiden SBY tidak membubarkan Ahmadiyah, Presiden berarti telah menyakiti bahkan menghianati saudara-saudaranya.
Dery Rhomiryan Says:
May 6th, 2008 at 4:01 pm

BUBARKAN AHMADYAH SEGERA………
Kebebasan ber-AGAMA bukan berarti bebas merubah (menodai) AKIDAH agama ISLAM, HAM bukanlah menyakiti orang lain, apalagi menodai keyakinan orang lain!!!!!!!
Abu Zayd Says:
May 6th, 2008 at 4:05 pm

Ahmadiyah wajib di bubarkan! jika tidak ingin adzab Allah menimpa bangsa ini. makanya pak SBY ngaji biar tahu hukum islam yang sebenarnya, biar ga bodoh2 amat.
abu Ibrahiem Says:
May 6th, 2008 at 4:08 pm

Semoga bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan lindungan dari Allah swt atas kebersihan sikapnya untuk segera mengeluarkan sk nya bahwa aliran sesat serta pendukungnya tidak boleh ada lagi di dunia,khususnya Indonesia. Dan andapun sebagai Presiden pertama yang telah membuktikan amar makruf nahi mungkar didalam kasus ini. Berbeda dengan Presiden sebelumnya, yang tidak ada perhatiannya terhadap umat Islam.

Allahuakbar.
Anwar Jabir Says:
May 6th, 2008 at 4:19 pm

Wahai Yth. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono berbuatlah….
tuntutan umat Islam agar ahmadiyah dibubarkan telah jelas tegas. semua orang telah tahu alasannya.
tunggu apalagi….
jangan dengarkan orang-orang yang menghalangi pembubaran ahmadiyah. sesungguhnya mereka adalah syaitan yang berwujud manusia, jangan terpengaruh oleh ucapan-ucapan mereka karena mereka mau menjerumuskan anda kedalam jurang kenistaan.
iman ti bandung Says:
May 6th, 2008 at 4:53 pm

Hizbut Tahrir Indonesia
telah
mengirimkan
“Ayat-Ayat Cinta-Nya”
kepada
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono…

Akankah
Sang Presiden
menitikkan
Air mata
lalu
kemudian
beraksi
memenuhi
seruan
ini?

i can`t wait euy…
dean_maiko Says:
May 6th, 2008 at 5:04 pm

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”

Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa engkau menghimpun aku dalm keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”

Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.”

Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kapada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (Qs At Thaha 124-127).
abu Ibrahiem Says:
May 6th, 2008 at 5:26 pm

Yang terhormat bapak SBY, surat besar umat Islam telah samapai padamu, dan akan menyusul surat2 yang lain…

Tapi inti surat2 yang akan hadir ke mail box anda hanya dua macam, mengajak kepada jalan yang benar atau mengajak dan mengambil uswah Barat yang penjajah. Itulah ajakan Ulil Abshor Abdallah :

Frustasi pada INDONESIA

Salam,
Melihat perkembangan di Indonesia saat ini, ada perasaan frustasi yang
menyayat-nyayat dalam diri saya. Apakah Indonesia masih bisa ditolong?

Berita yang selalu menyayat saya adalah perkembangan kebebasan agama di tanah
air yang sedang memasuki situasi “kalabendu” atau kegelapan. Demi menjaga
kesucian akidah (=Islam), nyawa ribuan anggota jamaah Ahmadiyah berada dalam
ancaman.

Bahwa pemerintah saat ini tidak berani mengambil sikap tegas untuk menolak
desakan pembubaran Ahmadiyah, buat saya, adalah memalukan. Saya ingin
mengatakan: SHAME ON YOU, SUSILO BAMBANG YUDHOYONO!

Hari ini, saya membaca berita, pemerintah menunda penerbitan SKB yang
direkomendasikan oleh Bakor Pakem untuk membubarkan Ahmadiyah. Buat saya,
pemerintah tak perlu waktu lama untuk mengambil keputusan yang sudah jelas dan
terang-benderang ini, yakni melindungi setiap penduduk untuk menjalankan
keyakinan mereka tanpa pandang bulu. Itulah aturan main yang ditetapkan dalam
konstitusi. Kalau kelompok yang dianggap sesat oleh golongan mayoritas bisa
diberangus, lalu apa beda negeri ini dengan sebuah teokrasi, negara agama,
negara MUI, negara kaum Sunni yang bisa memaksakan sebuah fatwa menjadi
ketentuan hukum yang mengikat?

Bahwa pemerintah Susilo terombang-ambing mengambil keputusan yang tegas dalam
soal yang sudah jelas dan “cetha wela-wela” ketentuannya ini, adalah memalukan
sekali. SHAME ON YOU SUSILO! SHAME!

Saya mengirim sebuah kolom ke Harian Kompas beberapa waktu lalu, tetapi hingga
sekarang tak (atau belum?) dimuat. Saya tak tahu, kenapa. Saya mengatakan dalam
kolom itu, bahwa Presiden Susilo (saya tak suka memakai singkatan SBY; kebiasaan
singkat-menyingkat atau membuat akronim ini sebaiknya dihindari) perlu belajar
dari kasus segregasi rasial di Arkansas, AS, dan ketegasan Presiden Dwight
Eisenhower pada waktu itu.

Alkisah, pada bulan September 1957, gubernur negara Arkansas, Orval Faubus,
melarang sembilan murid hitam untuk masuk sekolah kembali di Central High School
di kota Little Rock, Arkansas. Ini adalah bagian dari warisan diskriminasi
rasial yang masih bertahan kuat di kawasan selatan Amerika hingga saat itu.
Kebijakan Gubernur Faubus ini menimbulkan protes luas di luar negara bagian
Arkansas dan menjadi liputan media massa selama berhari-hari.

Setelah beberapa minggu, akhirnya Presiden Dwight Eisenhower turun tangan. Dia
memerintahkan Gubernur Faubus untuk mencabut keputusannnya itu. Bukan hanya itu.
Presiden Eisenhower mengirimkan pasukan dari Divisi Airborne 101 ke Little Rock
pada tengah malam tanggal 23 September. Keesokan harinya, 24 September, sembilan
murid hitam yang menjadi korban rasisme itu dikawal oleh pasukan federal ke
sekolah. Pasukan itu mengawal mereka sepanjang perjalanan dalam bus hingga masuk
ke kelas. Membaca kisah ini pertama kali, saya begitu terharu.

Diskrimnasi tak dibenarkan oleh konstitusi Amerika, dan untuk itu Presiden
Eisenhower dengan tegas sekali membatalkan kebijakan rasis Gubernur Faubus,
mengirim pasukan secara langsung untuk memastikan bahwa hak-hal murid hitam tak
diganggu oleh kaum kulit putih yang rasis.

Saya membayangkan, Presiden Susilo bisa meniru (walau sedikit saja) ketegasan
Presiden Einsenhower itu. Saya membayangkan, Presiden Susilo mengatakan dengan
tegas ke rakyat Indonesia bahwa kebebasan melaksanakan keyakinan tak bisa
diganggu oleh siapapun. Pemerintah tak bisa melakukan negosiasi apapun dalam
masalah yang mendasar ini.

Saya membayangkan, Presiden Susilo menyampaikan pidato dengan “daya pesonanya”
yang terkenal itu dan mengatakan dengan kalimat yang sederhana berikut ini:
Wahai bangsaku, keyakinan adalah hak dasar setiap manusia. Kalian tak bisa
memaksakan keyakinan kepada orang lain. Kalian boleh punya anggapan bahwa suatu
keyakinan adalah sesat. Tetapi kalian tak bisa membubarkan suatu kelompok karena
keyakinan mereka. Tak bisa!

Presiden Susilo, bisakah saya berharap dari anda sedikit ketegasan dalam hal
yang menyangkut hak mendasar dari seluruh manusia ini, masalah keyakinan?

Presiden Susilo, anda tak butuh waktu lama untuk merenung dan menentukan
keputusan dalam masalah ini. Perkaranya sudah jelas: manusia tak bisa dipaksa
untuk pindah agama, mengubah keyakinan hanya karena desakan lembaga fatwa atau
umat mayoritas.

Kalau anda tunduk pada desakan lembaga fatwa dan umat mayoritas, maka sekali
lagi, SHAME ON YOU!

Presiden Susilo, jika Ahmadiyah benar-benar dilarang di Indonesia, maka “raison
d’etre” atau alasan keberadaannya sbagai negara yang melindungi seluruh
“nasion”, bukan umat agama tertentu, sudah selesai. Indonesia sudah selesai!

Kalau itu terjadi, SELAMAT DATANG DI NEGERI TEOKRASI! SELAMAT MENJELANG ZAMAN
KALABENDU!

diambil dari milis “islamliberal”
Abu Radifan Says:
May 6th, 2008 at 6:06 pm

Ya Allah yang maha yang menguasai hati2 setiap mahlukNya, berikanlah petunjuk kepada hambamu yang masih bingung menentukan keputusan. Berikanlah kemudahan buat pa SBY untuk melihat yang bathil itu jelas bathil, sehingga beliau tidak lagi merasa ragu untuk meninggalkannya. Dan mudahkanlah buat pa SBY untuk melihat yang haq itu haq sehingga beliau dengan ringan mengikutinya. Amin
iman ti bandung Says:
May 6th, 2008 at 6:24 pm

Ulil Abshar Abdalla
telah
mengirimkan
“Ayat-Ayat Setan”
kepada
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono…

Akankah
Sang Presiden
…..
Eyang Kakung Says:
May 6th, 2008 at 9:48 pm

Sus, kamu kudu tegas. Jangan klêmak-klêmêk. Wong se-Indonesia nunggu awakmu.
Ini dadaku. Mana dadamu?!
yanto Says:
May 7th, 2008 at 12:19 am

posting saudara abu ibrahiem sangat menarik, diambil dari milis saudara ulil
……………tapi apakah betul ada kejadian /kisah nyata seperti itu di amerika pd thn 1957 ??
Hidayatullah Muttaqin Says:
May 7th, 2008 at 6:34 am

Semoga Allah memberi petunjuk jalan yang lurus kepada Bapak Presiden dan menguatkan hati beliau untuk tegas memerintahkan bawahannya menerbitkan SKB tentang pelarangan Ahmadiyah dan beliau sendiri menerbitkan Keputusan Presiden tentang pelarangan dan pembubaran Ahmadiyah di Indonesia.

Semoga Allah menguatkan dan menumbuhkan keberanian melawan tekanan-tekanan asing (Inggris dan AS) serta para budaknya di Indonesia (LSM dan tokoh yang membela Ahmadiyah) dan memerintahkan kepada kepolisian dan kejaksaan untuk memproses secara hukum setiap perkataan dan perbuatan dari LSM dan tokoh karena telah melakukan tindakan kriminal, yakni turut mendukung penodaan agama dan berusaha mencegah negara untuk melindungi akidah rakyatnya yang bergama Islam.

Bapak Presiden, inilah kesempatan Bapak untuk berbuat baik kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta kepada kaum Muslimin (yang juga adalah rakyatmu). Bapak Presiden, dalam sistem demokrasi-Kapitalis ini, sangat sulit bagi seorang pemimpin negara berbuat baik untuk Tuhan, Rasul, dan rakyat, karena sistem politik demokrasi di bawah ideologi Kapitalisme adalah sistem yang zalim dan rusak, karenanya manfaatkanlah kesempatan ini sebaik-baiknya. Jika tidak, hilanglah kesempatan tersebut dan laknat Allah juga Rasul SAW terhadap Bapak karena tidak berupaya melindungi umat-Nya, tidak berupaya untuk mencegah penghinaan-penghinaan sang pembohong Ahmadiyah.

Bapak presiden, berbuat baiklah untuk Allah SWT, Rasul SAW, dan umat-Nya, agar Bapak mendapatkan hidayah Allah untuk menerapkan Syariah Islam. Bapak presiden kita saat ini sedang menghadapi krisis, tidak hanya krisis yang sebabnya berasal dari Indonesia tetapi juga dari luar yakni dari seluruh dunia khususnya dari negara Kapitalis yang paling besar (AS). Semoga bila Bapak Presiden menjalankan perintah Allah SWT dalam perkara Ahmadiyah, terbuka kesempatan bagi Bapak untuk keluar dari belenggu krisis yang selama ini tiada ujung pangkalnya kapan berakhir, tentu saja dengan mengadopsi Syariah Islam sebagai ideologi dan sumber atau standar kebijakan negara Bapak.

Di belakang Bapak berlindung 230 juta rakyat Indonesia, itu adalah amanah yang sangat berat bagi seorang pemimpin . Semoga Bapak bertindak sebagai seorang Muslim bukan sebagai seorang demokrat yang hanya mengakomodir kepentingan asing dan pemilik modal. Amiin.

Wassalam,

Hidayatullah M.
www.jurnal-ekonomi.org

11 komentar:

  1. Kalau saya jadi Pak SBY, justru saya akan bubarkan Hizbut Tahrir karena ideologi politiknya yang mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Karena ideologinya itu, Hizbut Tahrir juga adalah organisasi terlarang di banyak negara Timur Tengah.
    http://en.wikipedia.org/wiki/Hizb_ut-Tahrir

    Wassalam,
    Irenaeus Ahmad

    BalasHapus
  2. Yang mau mbubarin Ahmadiyah, apalagi pakai cara kekerasan, justru harus dipertanyakana pemahamannya terhadap Islam yang ramah dan cinta damai...Tidak ada seorangpun yang berhak menyesatkan keyakinan orang lainn..

    BalasHapus
  3. Sri punta narayana11 Mei 2008 pukul 07.23

    Assalamu alaikum. Pak Presiden tidak perlu nuruti HTI atau FUI mereka hanya ingin NKRI jadi hancur dan MENDIRIKAN NEGARA SYARI'H VERSI TALIBAN yang sudah bangkrut itu.AMIT AMIT.

    BalasHapus
  4. Wa'alaikum salam wr. wb
    Islam Rahmat bagi seluruh alam,
    Syariah Islam tidak menjadikan NKRI hancur tapi justru memperkokoh dan mempersatukan NKRI
    kalau yang ditakutkan adalah nasib orang orang non muslim seandainya diterapkannya syariat Islam, jelas itu nggak beralasan . soalnya Syariat Islam sendiri malah melindungi hak hak non muslim ( kafir dzimi )

    Biasanya orang non muslim yang phobia sama Islam, lha ini kok orang muslim sendiri yang phobia sama Islam.
    Amit amit juga deh...

    BalasHapus
  5. @baguscokie...
    Anda bicara teori..

    Gimana ngga phobia... Belum berkuasa ajah udah nyerang masjid, mbakar mesjid, ancam membunuh, dll..

    Umat Islam sekarang sudah terpecah belah, Anda pikir kalo bila Nurhidayat mau jadi khalifah di sini, Suryadharma Ali ngga keberatan?

    BalasHapus
  6. Sebagai umat Islam semestinya kita harus bangga dan mendukung kelompok seperti Hizbut Tahrir yang dengan bijaksanana memcoba menasehati pemimimpin kita,
    Coba kita bayangkan seandainya Bp SBY atau pemerintah tidak mengeluarkan SKB pelarangan Ahmadiyah, yang kasihan adalah mereka Jemaah Ahmadiyah sendiri karena akan berhadapan dengan seluruh umat muslim. dan pastinya akan terjadi konflik horisontal.
    Ngeliat dari namanya apa mungkin ya "Irenaeus Ahmad & Sri punta narayana yang bau bau India itu adalah anggota jemaat Ahmadiyah

    BalasHapus
  7. iya tuh kayaknya mereka ahmadiyah
    emang yang bakar masjid, yang nyerang jemaat ahmadiyah itu niatnya cari kekuasaan?? mereka tuh mencoba menjaga keutuhan umat islam jangan sampe pecah jadi aliran yang macem2.
    btw Nurhidayat & Suryadharma Ali itu siapa sich..??

    BalasHapus
  8. dah bubarin aja deh, kalau mau bikin agama sendiri silahkan
    tapi jangan pake label Islam.

    BalasHapus
  9. MEMANG YANG PUNYA ISLAM SIAPA?ANTUM MAU JADI SEKUTU ALLAH? Pake ngafirkan orang Ahmadiyah segala. AHMADIYAH SAMA ENTE HANYA BEDA TAFSIR DAN PEMAHAMAN,ENAK AJA MAU NGAMBIL HAK ALLAH.ISLAM HANYA MILIK ALLAH BUKAN MILIK TERORIS YANG SOK ISLAMI.

    BalasHapus
  10. ada beberapa hal yang menjadi prinsip ajaran Islam:
    1. Pada dasarnya Islam menghargai semua agama dan ajarannya.
    2. Islam memberikan keleluasaan kepada setiap pemeluk agama untuk menjalankan berbagai ibadah sesuai dengan ajaran agamanya.
    3. Namun demikian, Islam juga mewajibkan kepada para pemeluknya (kaum muslim) untuk menjaga akidah dan keyakinan agar tidak keluar dari rambu-rambu yang ditetapkan

    Kita tidak boleh sembarangan mengkafirkan orang lain atau menganggap sesat suatu aliran/madzab selama mereka masih berpegang dan menjalankan rukun iman & rukun Islam
    saran kami kepada para Jamaah Ahmadiyah, ibaratnya kalian sudah berada di "halaman rumah" Islam, pilihannya tinngal mau masuk Islam yang bener atau keluar dari "pagar"
    marilah kita pelajari dan ikuti ajaran Islam yang benar, dengan menggunakan kitab Al Quran yang sudah tidak diragukan lagi kebenarannya, BUKAN dengan Kitab Bajakan atau saduran dari Al Quran.
    Kepada Abu Jihad, mari kita berjihad melawan pendangkalan aqidah dan perpecahan umat Islam...

    BalasHapus
  11. Ahmadiyah datang untuk mengadakan tajdid dan reformasi melalui Masih Mau'ud sebagaimana HADITS MUTAWATIR MAKNAWI. Karena Islam telah dikotori BID'AH,RADIKALISME dan KEKDRDILAN BERFIKIR.

    BalasHapus

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com