Arti Syahadat

( BUKAN tidak ada TUHAN selain Allah ).

Kita ini sebetulnya orang Islam yang (kebetulan) hidup di Indonesia ataukah orang Indonesia yang (kebetulan) beragama Islam?

Bagaimana sebenarnya mendudukkan masalah ini secara proporsional? Mana yang benar: "Kita ini sebetulnya orang Islam yang (kebetulan) hidup di Indonesia ataukah orang Indonesia yang (kebetulan) beragama Islam?"..

INDONESIA BANGKRUT, INI SALAH SATU PENYEBABNYA

Kalau dulu Indonesia dijajah Belanda pake pasukan, kapal perang, dan persenjataan, Dan setelah menang, Belanda baru bisa ngeruk kekayaan alam. Tapi sekarang itu nggak perlu pake pasukan. Untuk bisa mengeruk kekayaan Indonesia itu cukup pake uang kertas. Kalo kita lihat sekarang ini kan Rupiah jatuh terus, kalo nggak salah sekarang 1 dollar sudah 13.300, anjlok terus. Kenapa ?.

Kecurangan Bank Dalam Kredit KPR

Sejak awal bisnis bank adlh hasil kreasi para “money lenders”. Jd jgn kaget jika sampai saat ini, praktek lintah darat masih melekat. Bagaimana bank melakukan praktek lintah darat pd nasabahnya? Salah satunya adalah dg melakukan “kreasi” terhadap bunga kredit..

Penghargaan Islam Terhadap Buruh dan Pekerja

Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam, sangat memperhatikan hak asasi manusia, sekalipun dia seorang budak. Para sahabat yang pernah membantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik budak maupun orang merdeka, semua merasa puas dengan sikap baik yang beliau berikan. Inilah potret ideal yang bisa dijadikan contoh muamalah antara majikan dengan pembantunya, antara pimpinan dengan pekerjanya.

Selasa, 04 Oktober 2016

Jika Anda tidak setuju disebut KAFIR, silahkan MASUK ISLAM

"Please brother Ismail, don’t consider me as kafir.”
Ini adalah penggalan protes dari seorang profesor setelah membaca reportase saya di Majalah al-Wa’ie mengenai Simposium Internasional bertema, “Islamic Law in Modern Indonesia” yang diselenggarakan oleh Harvard University, AS, beberapa tahun lalu.

Profesor ini, untuk baiknya tidak usah saya sebut namanya, sebenarnya orangnya sangat unik. Sebagian kawan malah menyebut “islami” karena penampilannya memang seperti seorang Muslim. Jenggotnya panjang. Kumisnya dicukur habis. Bahasa Arabnya sangat fasih. Maklum, dia doktor lulusan Yaman. Setiap saat dari mulutnya keluar lafal-lafal islami.
Bila hendak makan, ia ucapkan ‘bismillah’. Selesai makan, ‘alhamdulillah’. Kalau berjanji, dia ikuti dengan perkataan, ‘insya Allah’.
Dalam banyak kesempatan, ia terlihat sedang membaca kitab kuning. Ia juga cukup fasih menjelaskan masalah fikih, bahkan kadang lebih fasih daripada Muslim. Padahal ia adalah seorang Katolik tulen.
“Kalau bukan kafir, Anda ingin disebut apa,” tanya saya.
“Non-Muslim,” jawab dia singkat.

++++

Mengapa orang, termasuk non-Muslim sekalipun, alergi dengan istilah kafir, dan cenderung untuk menghindar menyebut istilah itu? Menjelang Pilkada DKI, salah satu calon terkuat adalah Ahok sebagai petahana. Dia notabene non-Muslim. Namun, banyak pihak menghindari menyebut dia dengan pemimpin kafir. Mungkin hanya HTI saja yang sejak dari awal tanpa ragu menyebut istilah ini sebagaimana dalam pernyataan resminya terkait Pilkada DKI berjudul, “Haram Memilih Pemimpin Kafir”. Banyak pihak yang meminta HTI tidak menyebut istilah ini. Namun, HTI tetap dengan pendiriannya. Mengapa?

PERTAMA: Mungkin saja secara politik penyebutan istilah kafir tidaklah strategis karena bakal disebut melanggar ketentuan SARA. Namun, secara teologis–ideologis, penyebutan itu lebih dekat pada hakikat masalah.
Maksudnya, alasan utama penolakan terhadap kepemimpinan Ahok adalah memang karena dia kafir. Sebagaimana disebut dalam QS an-Nisa’ ayat 141, jelas haram mengangkat orang kafir menjadi pemimpin di negeri Muslim.
Meski dalam redaksi berita, ayat ini mengandung celaan. Maknanya adalah larangan, yakni larangan untuk memberikan jalan kepada orang kafir untuk menguasai kaum Muslim.
Kekuasaan atau kepemimpinan merupakan jalan terbesar untuk bisa menguasai kaum Muslimin. Lafal “lan” menunjukkan larang ini bersifat tegas. Artinya, haram bagi umat Islam menyerahkan kekuasaan kepada orang kafir. Jadi, meski umpamanya Ahok tidak korup, bertindak santun atau berkinerja bagus, sepanjang masih kafir, tetap saja harus ditolak.

KEDUA: Penyebutan istilah kafir ini lebih dekat pada hakikat dakwah. Inti dakwah adalah seruan ke jalan Islam. Islam telah dengan tegas, sebagaimana dijelaskan di atas, mengharamkan pemimpin kafir. Istilah kafir adalah istilah al-Quran. Allah SWT dalam QS an-Nisa’ ayat 141 tadi menyebut istilah kafir: Wa lan yaj’ala AlLâhu li al-kâfirîn. Bila Allah menyebut istilah kafir, sekaligus mengharamkan orang kafir menjadi pemimpin kaum Muslim, mengapa kita enggan mengabarkan ketentuan ini?
Ingat, salah satu makna berpegang teguh pada al-Quran adalah dengan menjadikan istilah-istilah dalam al-Quran dalam kita menilai dan memandang suatu masalah.
Ambil contoh, dalam masalah LGBT. Bila berpegang teguh pada al-Quran, kita pasti dengan mudah mendudukkan status perbuatan itu, dan tidak akan bingung seperti yang terjadi pada sebagian kelompok masyarakat yang menilai fenomena LGBT sebagai refleksi kebebasan dan sebagainya. Merujuk pada ayat 28 QS al-Ankabut, perbuatan seperti yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth (sodomi) itu disebut dengan istilah fâkhisyah. Fâkhisyah itu tidak bisa diartikan lain kecuali keburukan. Imam Ibnu Katsir mengartikan fâkhisyah sebagai ‘amal al-khâbitsah (perbuatan yang amat keji).
Jadi, menyampaikan istilah-istilah dalam al-Quran—seperti fâkhisah, Mukmin, munafik, jihad, amar makruf nahi mungkar, kafir dan sebagainya—sangatlah penting karena istilah itu mengandung pemikiran atau pemahaman tertentu.

Menyampaikan istilah yang ada dalam al-Quran berarti kita menyampaikan gagasan atau pemahaman tertentu dalam al-Quran. Sebaliknya, mengingkari istilah dalam al-Quran sama artinya kita menghindar dari pengertian yang dikandungnya. Sikap seperti ini tentu tidak sesuai dengan spirit dakwah itu sendiri.

KETIGA: Penyebutan istilah kafir ini lebih dekat pada hakikat solusi atau penyelesaian masalah. Kita tahu, orang kafir bisa terpilih menjadi pemimpin politik di negeri yang penduduknya mayoritas Muslim ini karena ada partai yang mencalonkan.
Kemudian calon itu dipilih oleh rakyat dalam Pemilu.
Partai itu bisa mencalonkan orang kafir oleh karena menurut peraturan perundangan yang ada memang hal itu dibolehkan. Jadi, andai tidak ada partai yang mencalonkan, dan andai dicalonkan tapi tidak dipilih oleh rakyat, tentu orang kafir tidak akan bisa terpilih menjadi pemimpin.
Apalagi bila dibuat aturan yang melarang, tentu tidak akan mungkin orang kafir bakal menjadi pemimpin di negeri mayoritas Muslim ini.

Oleh karena itu, penting untuk terus mengedukasi publik, berdasarkan prinsip ajaran Islam, untuk tidak memilih pemimpin kafir; juga mendorong para pemimpin partai politik, utamanya parpol Islam atau berbasis massa Islam, untuk tidak mencalonkan pemimpin kafir. Pengalaman Pilkada Kota Solo dan DKI Jakarta, ketika itu orang kafir dicalonkan sebagai wakil walikota dan wakil gubernur, yang kemudian sekarang naik menjadi walikota dan gubernur, harus menjadi pelajaran penting, bahwa hal ini tidak boleh terulang.
Lebih jauh lagi, kita harus mendorong pembuatan aturan yang melarang orang kafir menjadi pemimpin politik di negeri mayoritas Muslim ini.
Apakah ini mungkin dilakukan? Mengapa tidak. Ketentuan mengenai syarat-syarat pemimpin merupakan bagian dari sistem politik. Bila mayoritas kekuatan politik yang ada menyepakati, ketentuan seperti ini pasti bisa dibuat. Apalagi bila perjuangan tegaknya syariah berhasil dilakukan, sudah pasti ketentuan seperti itu akan otomatis berjalan.

++++

Terakhir, penting untuk ditegaskan, penyebutan istilah kafir, termasuk penolakan kita terhadap pemimpin kafir, tidaklah berarti kita akan menistakan atau menzalimi mereka. Ini dilakukan semata karena menurut Islam siapa saja yang bukan Muslim memang disebut kafir, dan karena kekafiran itu maka haram menjadi pemimpin.
Meski begitu, hak-hak mereka sebagai umat non-Muslim tetap harus terjaga.
Darah, harta dan kehormatan mereka harus tetap dilindungi. Dengan demikian keadilan, kesejahteraan, kedamaian dan ketenteraman tetap akan melingkupi kehidupan mereka.
Inilah hakekat Islam rahmatan lil alamin.

Minggu, 01 November 2015

Penghargaan Islam Terhadap Buruh dan Pekerja



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du

Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam, sangat memperhatikan hak asasi manusia, sekalipun dia seorang budak. Para sahabat yang pernah membantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik budak maupun orang merdeka, semua merasa puas dengan sikap baik yang beliau berikan. Inilah potret ideal yang bisa dijadikan contoh muamalah antara majikan dengan pembantunya, antara pimpinan dengan pekerjanya.

Sebelumnya kita perlu membedakan antara budak dengan pembantu atau buruh. Budak, jiwa dan raganya milik majikannya, sehingga apapun yang dimiliki budak ini, menjadi milik majikannya. Dia tidak bisa bebas melakukan apapun, kecuali atas izin si majikan. Seratus persen berbeda dengan pembantu. Hubungan seorang pembantu dengan majikan, tidak ubahnya seperti pekerja yang sedang melakukan tugas untuk orang lain, dengan gaji sebagaimana yang disepakati. Muamalah antara pembantu dengan majikan adalah ijarah (sewa jasa). Sehingga seharusnya, beban tugas yang diberikan dibatasi waktu dan kuantitas tugas. Lebih dari batas itu, bukan kewajiban pembantu atau buruh.

Mohon maaf, di tulisan ini kami menggunakan kata majikan dan pembantu atau buruh. Meskipun istilah ini kurang bisa mewakili struktur tugas antara bawahan dengan atasan, namun kami kesulitan untuk mendapatkan padanannya.

Ada beberapa hadis yang menunjukkan penghargaan Islam terhadap hak masyarakat pekerja. Sebagian besar hadis itu konteksnya adalah berbicara tentang budak. Sehingga kita bisa menyimpulkan, bahwa jika budak saja diperlakukan sangat indah oleh Islam, tentu pembantu dan buruh yang bukan budak, posisinya jauh lebih terhormat.

Hak Buruh dalam Islam

Pertama, Islam memposisikan pembantu sebagaimana saudara majikannya. Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ ، جَعَلَهُمُ اللهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ

Saudara kalian adalah budak kalian. Allah jadikan mereka dibawah kekuasaan kalian.” (HR. Bukhari no. 30)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut pembantu sebagaimana saudara majikan agar derajat mereka setara dengan saudara.

Kedua, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memberikan beban tugas kepada pembantu melebihi kemampuannya. Jikapun terpaksa itu harus dilakukan, beliau perintahkan agar sang majikan turut membantunya.
Dalam hadis Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَلاَ تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ، فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ فَأَعِينُوهُمْ

Janganlah kalian membebani mereka (budak), dan jika kalian memberikan tugas kepada mereka, bantulah mereka.” (HR. Bukhari no. 30)

Ketiga, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan para majikan untuk memberikan gaji pegawainya tepat waktu, tanpa dikurangi sedikit pun. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

Berikanlah upah pegawai (buruh), sebelum kering keringatnya.” (HR. Ibn Majah dan dishahihkan al-Albani).

Keempat, Islam memberi peringatan keras kepada para majikan yang menzalimi pembantunya atau pegawainya. Dalam hadis qudsi dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meriwayatkan, bahwa Allah berfirman:

ثَلاَثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ… وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ

Ada tiga orang, yang akan menjadi musuh-Ku pada hari kiamat: … orang yang mempekerjakan seorang buruh, si buruh memenuhi tugasnya, namun dia tidak memberikan upahnya (yang sesuai).” (HR. Bukhari 2227 dan Ibn Majah 2442)
Bisa Anda bayangkan, di saat kita sangat butuh kepada ampunan Allah, tetapi justru Allah menjadi musuhnya.

Kelima, Islam memotivasi para majikan agar meringankan beban pegawai dan pembantunya. Dari Amr bin Huwairits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا خَفَّفْتَ عَنْ خَادِمِكَ مِنْ عَمَلِهِ كَانَ لَكَ أَجْرًا فِي مَوَازِينِكَ

Keringanan yang kamu berikan kepada budakmu, maka itu menjadi pahala di timbangan amalmu.” (HR. Ibn Hibban dalam shahihnya dan sanadnya dinyatakan shahih oleh Syuaib al-Arnauth).
Keenam, Islam memotivasi agar para majikan dan atasan bersikap tawadhu yang berwibawa dengan buruh dan pembantunya. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا اسْتَكْبَرَ مَنْ أَكَلَ مَعَهُ خَادِمُهُ، وَرَكِبَ الْحِمَارَ بِالأَسْوَاقِ، وَاعْتَقَلَ الشَّاةَ فَحَلَبَهَا

Bukan orang yang sombong, majikan yang makan bersama budaknya, mau mengendarai himar (kendaraan kelas bawah) di pasar, mau mengikat kambing dan memerah susunya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 568, Baihaqi dalam Syuabul Iman 7839 dan dihasankan al-Albani).

Ketujuh, Islam menekan semaksiamal mungkin sikap kasar kepada bawahan. Seorang utusan Allah, yang menguasai setengah dunia ketika itu, tidak pernah main tangan dengan bawahannya. Aisyah menceritakan:

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلاَ امْرَأَةً وَلاَ خَادِمًا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memukul dengan tangannya sedikit pun, tidak kepada wanita, tidak pula budak.” (HR. Muslim 2328, Abu Daud 4786).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah menjumpai salah seorang sahabat yang memukul budak lelakinya. Tepatnya ia sahabat Abu Mas’ud Al-Anshari. Seketika itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan sahabat itu dari belakang:

اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ، لَلَّهُ أَقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَيْهِ

Ketahuilah wahai Abu Mas’ud, Allah lebih kuasa untuk menghukummu seperti itu, dari pada kemampuanmu untuk menghukumnya.”
Ketika Abu Mas’ud menoleh, dia kaget karena ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Spontan beliau langsung membebaskan budaknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memujinya:

أَمَا لَوْ لَمْ تَفْعَلْ لَلَفَحَتْكَ النَّارُ

Andai engkau tidak melakukannya, niscaya neraka akan melahapmu.” (HR. Muslim 1659, Abu Daud 5159, Tumudzi 1948 dan yang lainnya).

Bukan manusia yang pemberani ketika dia hanya bisa menzalimi bawahannya. Bersikap keras kepada bawahan justru merupakan tanda bahwa dia tidak berwibawa.

Potret Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama pembantunya

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, adalah diantara daftar pernah menjadi pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selama hampir 9 tahun lamanya, sejak di usia 10 tahun, beliau melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut testimoni sahabat Anas :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Suatu hari (sewaktu aku masih kanak-kanak), beliau menyuruhku untuk tugas tertentu. Aku bergumam: Aku tidak mau berangkat. Sementara batinku meneriakkan untuk berangkat menunaikan perintah Nabi Allah. Aku pun berangkat, sehingga melewati gerombolan anak-anak yang sedang bermain di pasar. Aku pun bermain bersama mereka. Tiba-tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang tengkukku dari belakang. Aku lihat beliau, dan beliau tertawa. Beliau bersabda: “Hai Anas, berangkatlah seperti yang aku perintahkan.” “Ya, saya pergi sekarang ya Rasulullah.” Jawab Anas. Beliau memberi kesan:

وَاللهِ! لَقَدْ خَدَمْتُهُ سَبْعَ سِنِينَ أَوْ تِسْعَ سِنِينَ مَا عَلِمْتُ قَالَ لِشَيْءٍ صَنَعْتُ: لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَكَذَا. وَلاَ لِشَيْءٍ تَرَكْتُ: هَلاَّ فَعَلْتَ كَذَا وَكَذَا

Demi Allah, aku telah melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selama 7 atau 9 tahun. Saya belum pernah sekalipun beliau berkomentar terhadap apa yang aku lakukan: “Mengapa kamu lakukan ini?”, tidak juga beliau mengkritik: “Mengapa kamu tidak lakukan ini?” (HR. Muslim 2310 dan Abu Daud 4773).

Dalam cuplikan sejarah beliau yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat perhatian terhadap kebutuhan pembantunya. Bahkan sampai pada menyemangati untuk menikah. Dari Rabi’ah bin Ka’b al-Aslami, beliau menceritakan:
Saya pernah menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menawarkan: “Wahai Rabi’ah, kamu tidak menikah?” Aku jawab: “Tidak ya Rasulullah, saya belum ingin menikah. Saya tidak punya dana yang cukup untuk menanggung seorang istri, dan saya tidak ingin disibukkan dengan sesuatu yang menghalangiku untuk melayani Anda.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berpaling dariku. Setelah itu beliau bertanya lagi: “Wahai Rabi’ah, kamu tidak menikah?” Aku pun menjawab dengan jawaban yang sama: “Tidak ya Rasulullah, saya belum ingin menikah. Saya tidak punya ….dst.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berpaling dariku. Kemudian aku ralat ucapanku, aku sampaikan: “Ya Rasulullah, Anda lebih tahu tentang hal terbaik untukku di dunia dan akhirat.” Aku bergumam dalam hatiku: “Jika beliau bertanya lagi, aku akan jawab: Ya.”

Ternyata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanya lagi untuk yang ketiga kalinya: “Wahai Rabi’ah, kamu tidak menikah?” Aku langsung menjawab: “Ya, perintahkan aku sesuai yang Anda inginkan.” Selanjutnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mendatangi keluarga fulan, salah seorang dari suku Anshar… (HR. Ahmad 16627, Hakim 2718 dan at-Thayalisi 1173).

Tidak hanya bersikap baik dalam urusan dunia, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperhatikan urusan akhirat pembantunya. Beliau pernah memiliki seorang pemabntu yang masih remaja beragama Yahudi. Suatu ketika si Yahudi ini sakit keras. Nabi pun menjenguknya dan memperhatikannya. Ketika merasa telah mendekati kematian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguknya dan duduk di samping kepalanya. Beliau ajak anak ini untuk masuk Islam. Si anak spontan melihat bapaknya, seolah ingin meminta pendapatnya. Si bapak mengatakan: ‘Taati Abul Qosim (nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).’ Dia pun masuk Islam. Setelah itu ruhnya keluar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan rumahnya dengan mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ


Segala puji bagi Dzat Yang telah menyelamatkannya dari neraka.” (HR. Bukhari 1290).

Demikianlah, betapa indahnya adab yang diajarkan dalam Islam ketika bermuamalah dnegan pembantu. Sayangnya, banyak kaum muslimin yang kurang memahami esensi ini, sehingga mereka justru menutupi keindahan ajaran agamanya sendiri.

Disadur dari http://Islamstory.com, oleh Dr. Raghib As-Sirjani
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Sabtu, 17 Oktober 2015

Arti Syahadat ( BUKAN tidak ada TUHAN selain Allah )

Tulisan ini disusun untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang saudara kita dan juga untuk menanggapi komentar yang diberikan oleh seorang pembaca website yang lainnya. Di dalam tulisan ini, sengaja saya tidak menyebutkan nama orang yang mengajukan pertanyaan dan berkomentar dengan harapan semakin banyak orang yang bisa mengambil faidah dari penjelasan para ulama dan pemaparan yang nanti insya Allah saya bawakan.
Berikut ini rangkaian pertanyaan sekaligus komentar yang beliau utarakan:
“Mohon maaf kalau saya masih ingin mengirim komentar lagi karena rasa penasaran dan rasa ingin tahu akan kebenaran makna kalimat syahadat, karena pembahasan yang seperti ini baru kali ini saya temui. Alhamdulillah saya jadi belajar banyak tentang kalimat syahadat ini, membaca dan source dari Al Quran. Kalau boleh saya simpulkan perbedaan antara kita adalah:
“1. Saya percaya ilah= rububiyah dan uluhiyah; anda percaya ilah hanya uluhiyah, jadi saya percaya ada hanya satu tuhan ; anda percaya ada banyak tuhan-tuhan maka menurut saya terjemahan tiada tuhan selain Allah adalah benar sedangkan menurut anda harus tiada sesembahan yang haq kecuali Allah…”

Polemik Pemaknaan Kata Ilah
Pembaca sekalian, semoga Allah melimpahkan petunjuk-Nya kepada kita. Sebagaimana kita ketahui bersama sebagai umat Islam bahwa agama Islam ini dibangun di atas pilar yang sangat agung yaitu syahadat (persaksian) la ilaha illallah wa anna Muhammadar rasulullah. Rasul bersabda yang artinya, “Islam
dibangun di atas 5 perkara; [1] syahadat la ilaha illallah wa anna Muhammadar rasulullah, [2] menegakkan shalat dst.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian, dalam memaknai syahadat la ilaha illallah memang terjadi perselisihan di antara kaum muslimin. Sehingga hal ini menyeret sebagian di antara mereka ke dalam penyimpangan pemahaman. Salah satu sebab penyimpangan pemahaman ini adalah perbedaan penafsiran kata ilah yang terdapat dalam kalimat la ilaha illallah. Ada di antara mereka yang mengartikan ilah sebagai al qadir ‘alal ikhtira’/dzat yang maha berkuasa untuk mencipta. Hal itu sebagaimana penafsiran kaum Asya’irah (orang-orang yang mengaku menganut pemahaman Imam Abul Hasan Al Asy’ari), seperti dinukilkan oleh Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alusy Syaikh dalam kitab At Tamhid (hal. 75-76).
Nah, singkatnya mereka memaknai kata ilah dengan makna rububiyah; ilah bermakna pencipta, pengatur dan penguasa. Sehingga kalimat la ilaha illallah menurut versi mereka artinya ‘tidak ada pencipta, pengatur dan penguasa alam ini selain Allah’. Apakah pemaknaan ini benar? (Bedakan dengan pertanyaan; apakah
makna ini benar?). Untuk menjawab hal ini kita harus mengerti secara persis apakah makna kata ilah menurut bahasa Arab, sebab Al Qur’an turun dalam bahasa ini. Dan kita juga harus memperhatikan kandungan ayat-ayat yang berbicara tentang hal ini. Baiklah satu persatu akan kami paparkan

Rabu, 08 Juli 2015

Kita ini sebetulnya orang Islam yang (kebetulan) hidup di Indonesia ataukah orang Indonesia yang (kebetulan) beragama Islam?

Tiga dekade yang lalu, seorang tokoh nasional yang sekarang sudah wafat, pernah melontarkan satu pertanyaan menggelitik, "Kita ini sebetulnya orang Islam yang (kebetulan) hidup di Indonesia ataukah orang Indonesia yang (kebetulan) beragama Islam?" Pertanyaan ini sepintas tidak problematik, tetapi jika dibaca pelan-pelan dengan kecermatan yang tajam, maka termuat dua paradigma yang bertolak belakang.

Lalu menurutnya, jawaban yang benar adalah jawaban yang dibangun dengan paradigma, bahwa kita adalah "orang Indonesia yang (kebetulan) beragama Islam". Menurutnya paradigma ini memandang Islam bukan Arab, melainkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran universal, seperti: kemanusiaan, keadilan, kemaslahatan, kerahmatan, kesetaraan, dan persaudaraan yang dilandasi wahyu ketuhanan dan tauhid. Sampai di sini, alasan yang disampaikan masih bisa diterima.

Namun kemudian, dia melanjutkan bahwa untuk menjadi Muslim, seseorang tidak harus menggunakan identitas Arab atau melebur seperti orang Arab, mulai dari cara berbicara yang kearab-araban, berjenggot, menggunakan jilbab, dan lain sebagainya. Muslim yang berpeci khas Jawa, bersarung, sementara bagi wanita menggunakan kerudung hanya untuk menutup rambut dan lehernya dibiarkan terbuka, menggunakan pakaian jarik, lalu masih menggunakan kemenyan dan dupa dalam sebagian aktivitasnya, serta senang berziyarah kubur, merupakan Muslim asli Indonesia.

Lebih dari itu, lalu dia menarik simpati dari banyak orang dengan mengatakan, bahwa Islam asli Indonesia adalah Islam yang damai, toleran dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Sementara itu, islam yang “bukan Indonesia”, menurutnya, cenderung tidak cintai damai, suka kekerasan, suka perang, mengijinkan aksi terorisme, dan lain-lain. Dengan pernyataan yang tampak memukau ini, dia berhasil mendapatkan pengikut dan simpati dari kalangan pemuda pada waktu, yang sekarang sudah menjadi tua. Bahkan, sampai sekarang tokoh ini masih mengikuti banyak pengagum yang “siap mati” untuk membelanya.

Bagaimana sebenarnya mendudukkan masalah ini secara proporsional? Mana yang benar: "Kita ini sebetulnya orang Islam yang (kebetulan) hidup di Indonesia ataukah orang Indonesia yang (kebetulan) beragama Islam?"

***

Dalam memberi jawaban terhadap permasalahan dan pertanyaan apapun, hal itu tergantung pemahaman seseoarang. Bagi seseorang yang memahami Islam lebih penting dari Indonesia, maka ia akan menjawab bahwa: “ia adalah orang Islam yang (kebetulan) hidup di Indonesia”, tetapi bagi seseorang yang menganggap Indonesia lebih penting daripada Islam, maka ia

Rabu, 10 Juni 2015

INDONESIA BANGKRUT, INI SALAH SATU PENYEBABNYA!


Ini ada duit yang sama2 merahnya, yang satu itu 10 Euro, yang satunya lagi 100.000 Rupiah.
10 itu nol nya cuma satu, dan 100.000 itu nol nya ada lima. Kalau kita bandingkan 10 dengan 100.000 harusnya banyakan mana ? jelas banyakan 100.000.

Tapi duit yg 10 itu kalau kita tukarkan, ternyata lebih gede 10.
10 ini kalau kita tukarkan ke rupiah dapetnya hampir 150.000 rupiah.
Dan ternyata gara2 masalah duit kertas kayak begini, Indonesia yang sebenarnya kaya raya, itu bisa bangkrut..krut..krut… karena dijajah duit kayak begini.

Kalau dulu Indonesia dijajah Belanda pake pasukan, kapal perang, dan persenjataan, Dan setelah menang, Belanda baru bisa ngeruk kekayaan alam. Tapi sekarang itu nggak perlu pake pasukan. Untuk bisa mengeruk kekayaan Indonesia itu cukup pake uang kertas.
Kalo kita lihat sekarang ini kan Rupiah jatuh terus, kalo nggak salah sekarang 1 dollar sudah 13.300, anjlok terus. Kenapa ?

Sebenernya yang bikin rupiah itu jatuh atau bangkit itu tergantung banyak dan sedikitnya uang seperti ini (euro, dollar, dll) di Indonesia. Kalau rupiah sekarang itu merosot, karena duit2 kayak gini itu keluar dari Indonesia.
Sesuai dengan hukum pasar, kalo jumlah dollar atau euro yang ada di Indonesia itu sedikit, harganya jadi mahal, rupiah jadi murah. Sama juga kayak beras, beras itu kalo banyak jadi murah, kalo sedikit jadi mahal.

Jadi yang membuat rupiah jatuh itu karena dollar banyak keluar.
Nah berarti kalo kita ingin rupiah menguat lagi caranya bagaimana ? Caranya dollar harus ‘dipanggil’ lagi. Maksudnya gimana ? Kita bisa ‘manggil’ dollar atau euro itu dengan cara mengekspor Sumber Daya Alam (SDA) kita. Gak bakal bisa kalo kita tukar dengan rupiah kita. Rupiah ini nggak laku di luar negeri.

Jadi kita harus mengekspor minyak, emas, kayu, batubara, gas, dsb dan itu ditukar dengan kertas2 yang ini nyetak nya itu nggak pake biaya gede. Satu lembar itu nyetaknya hanya 4 sen dollar. Kalo dollar saat ini sekitar 13.300 rupiah, maka 4 sen dollar sekitar 532 rupiah. Amerika itu kalo nyetak 1 dollar, itu langsung untung 12.700 rupiah, kalo yang ditulis itu 100 dollar, itu nilainya lebih dari 1,3 juta, biaya nyetaknya gak sampe 600 rupiah. Alhasil kertas yang dicetak ini nantinya menentukan jatuh bangunnya rupiah.

Kalo mau rupiah ini menguat, kita harus menguras kekayaan alam untuk memasukkan dollar2 yang nggak ada harganya sama sekali. Dan ‘hebatnya’ Indonesia ini mau2 aja kekayaan alamnya yang luar biasa ditukar hanya dengan kertas.

Kenapa ini bisa terjadi ???

Ini disebabkan karena Indonesia ini sudah melanggar Al-Qur’an. Loh kok bisa begitu ? Kaitannya gimana kok moro2 iso menyimpulkan seperti itu.

Jadi dalam Al-Qur’an sudah sejak lama menyebutkan:
“…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahulah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang pedih” (QS At Taubah 9:34)

Jadi maksudnya apa ? Emas dan perak tidak boleh disimpan, itu harus beredar menjadi mata uang. Kalo umat islam tidak mau pake mata uang emas dan perak, kita bisa dijajah dengan kertas.

Jaman Rasul pun dulu pake mata uang emas dan perak (dinar dan dirham). Makanya kalo mata uang itu sesuai AL-Qur’an, itu sebenarnya mata uang yang adil untuk semua, tidak hanya untuk umat islam saja.

Misalnya, Amerika butuh minyak, Silakan impor dari Indonesia. Kita boleh ekspor minyak ke Amerika syaratnya apa ? Jangan ditukar dengan kertas! Itu mendzolimi kita. Sebaliknya kalo kita ekspor minyak dan diganti dengan emas, ini akan lebih adil. Kalo kita mau beli pesawat ke Amerika juga silakan, tapi kita juga membelinya jangan pake kertas, ini juga bisa mendzolimi.

Makanya Al-Qur’an mengatakan “la tadzlimuna wa la tudzlamun” (jangan mendzolimi dan jangan sampai didzolimi). Makanya kalo bukan pake mata uang Al-Qur’an pasti ada pihak yang didzolimi, dalam hal ini adalah Indonesia.

Jadi, kenapa kita bangkrut, padahal kaya raya ? Hanya karena dijajah oleh kertas dan tidak manut sama Al-Qur’an (Syariah Allah).

Wallahu a’lam bis shawwab.

Selasa, 09 Juni 2015

Kamu Anti Arab atau Anti Islam?

Saya heran sama orang yang anti Arab. Alasannya apa?
Kalau alasannya, "Kita harus cinta dan menjaga budaya asli Indonesia," berarti kita juga harus anti Amerika, anti Korea, anti India, anti Australia, anti China, dan sebagainya.
Kalau alasannya, "Arab menjajah Indonesia dengan tameng penyebarluasan agama," maka sungguh lucu! Karena justru orang-orang Eropa yang TERBUKTI menjajah Indonesia sambil membawa agama Kristen. Sedangkan Islam masuk ke Indonesia lewat perdagangan dan secara damai, bukan lewat penjajahan.
* * *
Kau bilang, "Ini Indonesia, bukan Arab. Tak perlu pakai istilah akh, antum, syukran, jazakallah, abi, umi, dst."
Padahal saat merayu pacarmu, kamu berkata, "I Love you. I miss you." Saat patah hati, kamu berkata, "Gue gagal move on, nih."
Hm.. itu bahasa Indonesia atau bukan, ya?
Kau terlihat sangat anti Arab dengan alasan "Kita harus cinta pada budaya Indonesia." Padahal di saat yang sama kamu membela ajang Miss World, yang jelas-jelas bukan budaya Indonesia.
Orang yang suka lagu nasyid berbahasa Arab kamu cela-cela dengan alasan, "Itu bukan dari Indonesia." Padahal kamu justru memuja-muja para boyband dari Korea, tergila-gila pada film India, dan cinta buta terhadap film dan musik dari Amerika.

Kamu mungkin lupa:

Jumat, 27 Februari 2015

Perbedaan Bank Syariah Vs Bank Konvensional

1. banyak yg bingung, apa beda antara bank konvensional dan #bank syariah | sehingga bunga dianggap beda dengan bagi hasil?
2. bila praktek #bank konvensional yg memberikan tambahan pada tabungan kita sudah jelas riba yg haram diambil, bagaimana bank syariah?
3. harus dipahami, bahwa #bank syariah anggap akad tabungan adl mudharaban (bagi-hasil) | nasabah dianggap pemodal dan bank adl pengelolanya
4. maka hasil yg didapat oleh #bank syariah ketika mengelola harta inilah yg dibagikan kpd nasabah selaku pemilik modalnya sbg bagi-hasil
5. bedanya dgn bank konvensional, #bank syariah hanya menyalurkan uang dr nasabah ke pos2 yg halal, tidak ke pabrik bir misalnya
6. hanya saja, ini adl teorinya, pada prakteknya, banyak sekali pengelolaan #bank syariah yg bertentangan, karena terjebak dlm sistem
7. misalnya, #bank syariah jg tetap mere-investasikan dananya pada bank konvensional, bahkan ke SBI (sertifikat bank indonesia)
8. yg tentu saja return dari SBI atau bank konvensional adl riba, yang akhirnya dibagikan #bank syariah pada nasabah sebagai bagi-hasil
9. dan yg paling bermasalah diantara semuanya adl akad pd #bank syariah, dimana terjadi 2 akad dlm 1 transaksi, yg dilarang Rasulullah
10. “Nabi saw melarang dua kesepakatan dalam satu kesepakatan” (HR Ahmad)” | yg dimaksud disini adl 2 akad dalam satu transaksi
11. dlm kasus #bank syariah, saat mereka mendapat dana dari nasabah, maka bila akadnya adl mudharabah, seharusnya mereka mengelola sendiri
12. namun yg terjadi adl, bank syariah bertindak kembali sbg pemodal, yg memodali usaha tertentu | jd #bank syariah pengelola atau pemodal?
13. jika dikatakan #bank syariah pengelola, dia tak mengelola sendiri usaha itu | bila dikatakan pemodal, itu bukan uangnya
14. bila dikatakan #bank syariah adl wakil dari nasabah utk pengelolaan harta, ini benar, namun pemodal ini harus restricted (tbatas)
15. misal, setiap nasabah harus diberitahu, bahwa dananya ditanamkan kesini dan kesini, dan bagi hasilnya sekian dan sekian, ini boleh
16. namun yg terjadi di #bank syariah hampir sama dgn bank konvensional, tak ada kejelasan dana, bagi hasil itu didapat darimana
17. bahkan bagi-hasil itu dlm Islam ada kemungkinan rugi, namun pernahkah bagi-hasil negatif? tentu tidak karena dilaang untuk negatif
18. kesimpulannya, 2 akad dalam 1 transaksi inilah inti dari masalah #bank syariah, sehingga bila ini bisa diperbaiki, ini boleh dilakukan
19. sedangkan bila tetap seperti itu, maka bagi-hasil #bank syariah hukumnya sama seperti riba bank konvensional, tambahan pada tabungan
20. maka mengambil bagi-hasil inipun tak dibolehkan, karena ia termasuk riba yang dilarang Allah untuk diambil
21. adapun hukum bekerja di #bank syariah, maka sama hukumnya seperti bekerja di bank konvensional, harap lihat twet >> http://t.co/RPanWf8Z
22. reksadana syariah, deposito syariah, dll? >> selama ada penggabungan 2 akad atau lebih dalam 1 transaksi, maka sama haramnya
23. 2 akad dalam 1 transaksi ini pula yg ada di asuransi, baik konvensional maupun syariah, juga ada di leasing motor dan KPR, sama semuanya
24. di leasing motor, bila kita tak bayar tepat waktu kena denda, ini riba nasiah | akadnya juga sewa-beli (2 akad dlm 1 transaksi)
25. di asuransi, akadnya adlah mengelola harta, menabung, penjaminan (akad jaminannya juga rusak), lebih dari 2 akad dlm 1 transaksi
26. begitulah yg bisa kami bagikan dalam masalah #bank syariah dan transaksi2 ekonomi kontemporer, semoga memberikan manfaat
27. perlu disampaikan pula, bahwa seperti inilah Islam bila dipegang saat negeri tak terapkan syariah, semua susah, laksana bara api
28. susah punya rumah, susah punya motor, susah nikah dll, begitulah ketika #bank dan riba jadi jantung ekonomi, hidup bukan di habitat kita
29. maka yg sudah terlanjur dlm transaksi2 yg ribawi, buatlah segala cara untuk keluar darinya, cara halal tentunya
30. bila kita menginginkan, Allah akan beri jalan | bila Muslim lain bisa, kitapun bisa | hanya perlu pengorbanan di dunia kok

Sumber: https://www.facebook.com/UstadzFelixSiauw

Senin, 02 Februari 2015

Apa Hukum Kredit Segitiga?


Pertanyaan:
Assalamu'alaikum
Ustadz, ada seorang kawan yang ditawari bekerja di sebuah optik, selain menjual secara cash. Pihak optik juga memberikan fasilitas kredit melalui bank tertentu dengan terlebih dahulu menyerahkan uang muka kepada pihak optik.
Apakah transaksi semacam ini dibolehkan? Bolehkah teman saya bekerja di optik tersebut?
Jazzakumullahu khair
Dari: Jumardi

Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Ini termasuk transaksi kredit segitiga. Penjelasan selengkapnya bisa Anda dapatkan pada keterangan berikut:
Di masa silam hanya dikenal kredit dua pihak, penjual, dan pembeli. Sistem transaksi ini telah mengalami perubahan, dimana kredit di masa sekarang umumnya melibatkan tiga pihak; pembeli, penjual, dan lembaga pembiayaan. Kredit model seperti ini, kita istilahkan dengan kredit segi tiga.

Hukum Kredit

Selasa, 13 Januari 2015

Menjawab keraguan seputar Syariah, Khilafah dan Hizbut Tahrir

1. Sebelumnya, kalau Alquran diterapkan, agama yang lain juga bisa menerapkan kitab mereka donk? | Becanda kamu, agama lain mana ada system politik, ekonomi, social, pendidikan, dalam dan luar negeri.

2. Maksudnya? | Hanya ada system politik Islam, tidak ada system politik Kristen, politik Budha, hindu dan lainnya. Begitu pula untuk system pendidikan, ekonomi, sosial…

3. Jadi? | ya hanya Islam yang sempurna, berasal dan diridloi Allah serta wajib diterapkan.

4. Kalau diterapkan, gimana dengan agama yang lainnya?| Ya ga giamna-gimana, kan Islam rahmatan lilalamain, rahmat bagi setiap mahluk termasuk mahluk di alam lain.

5. ‘…………. (loading)’ | Jangan ragu, Alquran bukan kitab yang diragukan, tidak ada keraguan didalamnya. Makanya, harus diterapkan oleh institusi atau negera yang bener-bener ngerti tentang Islam.

6. Saya sepakat Syariah, Alquran itu wajib diterapkan, apa iya harus dengan Khilafah? | Khilafah satu-satunya konstitusi yang bisa nemerapkan syariah dengan kaffah, selain itu tidak ada lagi yang bisa.

7. Tapi, apa khilafah wajib? | Khilafah adalah sarana untuk menerapkan syariah sebagai kewajiban, dan setiap sarana yang akan menghantarkan kewajiban itu terpenuhi maka wajib pula hukumnya.

8. Masih ga paham… | Wudlu hukumnya sunnah, menjadi wajib ketika hendak melakukan sholat. Khilafah menjadi wajib untuk terapkan syariah.

9. Tapi Khilafah kan banyak perdebatan | Benar, tapi bukankah setiap perbedaan harus dikembalikan kepada Quran dan Sunnah?

10. Apa ada literatur tentang kewajiban Khilafah? | Banyak, ulama salaf, termasuk imam 4 madhzab sepakat, khilafah wajib.

11. Apa mungkin di Indonesia diterapkan syariah dengan Khilafah? | Ulama dulu sudah pernah memperjuangkan Khilafah, namun menemui kegagalan karena Khilafah yang runtuh 1924 sudah tidak memiliki kekuatan lagi.

12. Tapi, Indonesia kan sudah ada UUD 45 dan Pancasila? | Mau berhukum dengan hukum Allah dengan quran hadits atau hukum manusia? Pinter mana Allah dengan DPR MPR Presiden itu?

13. Apa mungkin hukum di Indonesia berubah? | Indonesia sudah berubah hukum berapa kali? Amandemen sudah berapa kali? Sistem parlementer ke presidensil dan bolak-balik, termasuk dari feudal RIS menjadi RI, jadi kalau diganti yang lebih baik, kenapa tidak mungkin?

14. Ada yang ngomong, kalau mau terapkan Islam jangan di Indonesia, di Arab aja! | Lha, Indonesia milik siapa? Bumi ini milik siapa? kita mau menerapkan hukum Allah di bumi Allah, loe aja yang pindah bumi kalau ga mau tinggal di bumi Allah dengan hukum Allah.

15. Ada juga yang ngomong NKRI harga mati! | Timor Timur udah lepas, loe ga mati? Dengan Khilafah justru Indonesia akan bergabung dengan Malaysia, Brunei, Timor-Timur, dan seluruh Negara Islam lainnya bahkan seluruh dunia.

16. Apa mungkin? | Pesimis amat, Allah yang janji, terbukti mana Janji Allah atau janji kampanye?

17. Oke saya sepakat dengan Ide Khilafah, terus kalau hizbut tahrir? | ngopi dulu, apanya yang hizbut tahrir?

18. Kan ada banyak tuh yang ngomong hizbut tahrir khawarij, syiah, antek wahyudi, sesat? | ente pinter, nanya langsung ke sumbernya, bukan gossiper yang cuma katanya dan dari sumber ga jelas, ente liat ane kan? Apa ada yang menyimpang? Di Indonesia sendiri sudah ada izin legal buat berdakwah, ditambah, ada jutaan orang bergabung apa iya semua dari mereka sesat?

19. Tapi, apa cuma hizbut tahrir yang mau menegakkan Khilafah? | banyak, tapi yang konsisten sampai sekarang dan nanti cuma HT, yang lebih tidak konsisten banyak kan?

20. Kenapa harus hizbut tahrir? | ente mau ikut yang konsisten langsung ketujuan atau mampir-mampir ga jelas sampai-sampai malah ga sampai?

21. Kata mereka, hizbut tahrir cuma bisa ngomong doang | Dakwah itu ya ngomong, Rosul dan sahabat dakwah juga ngomong, masa diem.

22. Bukan, maksudnya hizbut tahrir di mana-mana di bilang TOA, ga ada bukti | kang, hizbut tahrir punya 3 tahapan, pembinaan, interaksi dengan umat dan penerapan hukum, sekarang ada di tahap kedua, interaksi dengan umat, ya jadi namanya interaksi ya harus dengan ngomong, nanti kalau udah di tahapan ketiga, syabab hizbut tahrir bisa lebih garang dari singa.

23. Kapan itu? | pertannyaan ente sudah diarah yang tidak ane tahu, kalau ane tanya, kapan ente mati? Kapan kiamat? Bisa jawab? Sama, hizb dakwah natural, alami, kalau allah berkehendak ya datang waktunya.

24. OK, kalau jihad kapan juga? Kan wajib tuh | Bener, jihad wajib bagi individu, untuk tegakkan khilafah harus dengan metode dakwah rosulullah. Rosul saat di makkah, tidak pernah melakukan perlawanan sampai khilafah tegak di Madinah.

25. Jadi? Jihad nunggu khilafah tegak? | bagi syabab diwilayah konflik, mereka juga berjihad, sedang yang lain tetap pada jalur dakwah sampai khilafah tegak.

26. Tapi kan lama sekali? | makanya bergabung sekarang jangan banyak komentar, keburu is dead ente.

27. Lha kalo nunggu Imam Mahdi gimana, kan akan datang? | Pertannyaan ente sadis, punya berapa nyawa?

28. Ada juga yang bilang kalau kita baik, keluarga baik, maka Negara baik dan seluruh negar baik | itu lebih sadis, ente berharap dari system ini semua orang baik? Ngimpii. Zaman rosul aja masih ada yag kafir dan jahat. Kalau gitu surga neraka diciptakan untuk apa kalau semua orang baik?

29. Jadi tidak mungkin ya?| Jelas. Sudah sunnatullah ada baik ada buruk surga neraka, ada yang berjuang ada yang komentar, ada yang mendukung ada yang menolak. Rosul aja ditolak, apalagi ente mau ngajak semua orang baik.

30. Hehe, kalau kita mulai dari diri sendiri gimana? | kapan mulainya kalau tanya dan komentar terus? Dakwah kagak, facebookan iya.

31. Tapi itu perkataan ulama lho … | sebaik-baiknya ulama, mereka tidak ma’shum, bisa salah dan berdosa, apalagi ulama bayaran, fatwanya ngaco dan konyol.

32. Tapi kita harus hormati ulama kan, pewaris nabi lho? | iya kalau ulama shohih, kalau ulama su’ (buruk) yang tidak berfatwa atas nama Allah, mau loe ngikut keneraka sama ulama su’?

33. Hehe… nah kalau sumbangsih hizbut tahrir sekarang apa? | sumbangsih apa nih? Hizb tidak menerima sumbangan dalam bentuk apapun kecuali dari anggota dan pendukung Hizb saja!

34. Hehe, bukan gitu… sabar, maksudnya apa yang sudah hizbut tahrir lakukan? | Dakwah.

35. Bukan…. Sekolah, pesantren majlis taklim, kampus gitu tidak ada? | Hizb itu bukan yayasan, bukan ormas, bukan lembaga social, bukan panti jompo, bukan panti asuhan.

36. Terus? Apa dong… hehe maaf banyak tanya | iya ga papa, maaf tadi, karena ane geram tiap kali mendengar orang laing nuduh yang engga’-engga’, bilang dananya dari Ameriklah, wahyudilah, apalah, padahal anggota dan pendukung hizb berinfaq dengan ikhlas dijalan Allah. | Hizbut Tahrir itu partai politik.

37. Jadi hizbut tahrir tidak pernah menolong kaum muslim yang kena bencana? | salah ente, hizbut tahrir diberbagai wilayah di Indonesia terjun langsung membuat posko, mengatur pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, menghidupkan masjid di daerah bencana dan yang penting lagi, menghalau kristenisasi yang sering datang dengen mi instan.

38. Ok, kalau tadi partai politik, berarti sama dong kaya partai kepala banteng sama sapi? | beda donk, mereka imamnya UUD 45 dan pancasila, mereka liberal, sekuler, pro demokrasi, pro kapitalis.

39. Buktinya? | gunung dijual ke asing, gas, minyak bumi dan semua yang ente rasain hidup itu susah itu sebab mereka yang berkuasa dzolim sama rakyatnya, sama ente, sama ane juga…

40. Lalu, kenapa partai politik, bukan brigade jihad atau lascar gitu ? | bro, semua yang manusia rasain sekarang, termasuk ente dan ane, itu terkait dengan politik.

41. Kok bisa? | ente lihat baju ente, itu dari mulai tukang kebun kapasnya sudah terkena kebijakan politik, dari harga bibit, pupuk, lahan, pas di dibikin, gaji pegawai UMR, pajak masuk pasar, pajak bangungan, pajak kendaraan, jalan, jembatan, insfrasturktur,
harga pasaran, inflasi semuanya karena urusan politik. Apa yang ente makan, pakai dan gunakan tidak akan bisa dimakan, dipakai dan digunakan kalau Negara dengan kebijakan politiknya melarang.

42. Owh gitu, terus kalau demo-demo, hizbut tahrir kan sering demo tuh, bukannya itu dilarang ngomongin keburuhkan pemimpin? | ente lihat lagi yang jeli, apa iya kalau kita demo kita ngomongin orangnya, istrinya berapa, simpanannya dimana, hasil korupsi atau tidak, bukan individunya yang diserang tapi kebijakan mereka yang harus sesuai syariat Islam.

43. Ngga ada cara lain? | itu salah satu cara berinteraksi dengan umat, ya ada banyak, seperti konferensi, ta’lim, halaqoh dan besok ada Rapat dan Pawai Akbar diseluruh Indonesia, ente jangan lupa hadir biar tahu sekalian.

44. Owh iya, ada yang bilang miras, judi, prostitusi ada dimana-mana, kenapa hizb tidak datang pas sedang di ratakan? | itu hanya parsial, cabang saja dari kebijakan Negara yang pro maksiat. Makanya yang dirubah kebijakannya, negaranya bukan cabang dilapangan.

45. Berarti hizbut tahrir setuju donk ? | bukan begitu kesimpulannya, itu semua perbuatan maksiat dan dilarang oleh Allah, Hizbut tahrir fokus pada sumber masalahnya, yaitu Negara. Kalau ada sungai yang tercemar, ente mau bangun bendungan atau menutup pabrik yang mencemari?
---
Jadi, untuk mengembalikan manusia, khususnya umat Islam kepada kemuliaan dan menjadi umat yang terbaik sebagaimana ada dalam Al-quran, Hizbut Tahrir focus pada sumber masalahnya, bukan cabang dari hasil kebijakan. Sumbernya adalah tidak diterapkannnya syariah Islam; Quran dan Hadits termasuk ijma dan qiyas, dalam segala urusan kehidupan. Dan hanya khilafah yang mampu mengemban amanah ini.

Selasa, 06 Januari 2015

Kafir Quraisy Juga Mengenal Allah dan Rajin Ibadah

Kaum muslimin, semoga Allah meneguhkan kita di atas Islam yang haq. Sesungguhnya salah satu penyebab utama kemunduran dan kelemahan umat Islam pada masa sekarang ini adalah karena mereka tidak memahami hakikat kejahiliyahan yang menimpa bangsa Arab di masa silam. Mereka menyangka bahwasanya kaum kafir Quraisy jahiliyah adalah orang-orang yang tidak beribadah kepada Allah sama sekali. Atau lebih parah lagi mereka mengira bahwasanya kaum kafir Quraisy adalah orang-orang yang tidak beriman tentang adanya Allah [?!] Duhai, tidakkah mereka memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan lembaran sejarah yang tercatat rapi dalam kitab-kitab hadits ?

Kaum Kafir Quraisy Betul-Betul Mengenal Allah
Janganlah terkejut akan hal ini, cobalah simak firman Allah ta’ala,

Senin, 05 Januari 2015

Cara Mengganti Shalat yang Terlupa

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum

Saya lupa shalat isya dan baru ingat d kemudian harinya, apakah saya harus langsung mengantinya atau tidak perlu karena sudah lewat waktunya?

Dari: Andy

Jawaban:
Wa’alaikumussalam

Berikut beberapa jawaban IMAM MALIK BIN ANAS untuk kasus yang semisal:

Rabu, 24 Desember 2014

Cerita Membingungkan untuk Orang Bingung

George (50 th) tinggal bersama istri, dan dua orang anaknya (Tony & Julia) di Washington. Menjelang datangnya bulan Dzul Hijjah, George dan istri serta anak-anaknya mengikuti berita-berita seputar penentuan tanggal 1 Dzul Hijjah.

George aktif menyimak berita di radio. Istrinya menyimak lewat televisi. Sedangkan Tony rajin searching di internet.

Ketika pengumuman tanggal 1 Dzul Hijjah diumumkan, George sekeluarga bersiap-siap untuk menyambut Iedul Adha yang bertepatan dengan tanggal 10 Dzul Hijjah, setelah acara wukuf di Arafah tanggal 9-nya.

🐏🐐Keesokannya, mereka sekeluarga pergi ke desa untuk membeli domba sesuai kriteria syari untuk dijadikan hewan kurban (udhiyyah), yaitu: tidak boleh buta sebelah, pincang, atau terlalu kurus. Mereka berniat menyembelihnya begitu hari raya tiba.

Domba pun mereka bawa dengan pick-up sambil terus mengembik di perjalanan…🚖

Adapun Julia yang baru berusia 5 tahun, asyik berceloteh dan mengatakan, “Ayah… alangkah indahnya hari raya Iedul Adha! Aku akan pakai gaun baru, dapat THR, dan bisa membeli boneka baru… aku akan pergi bersama teman-temanku ke TOY CITY untuk bermain sepuasnya di sana… Duh, alangkah indahnya saat-saat hari raya”, katanya. “Andai aja semua hari adalah hari hara” lanjutnya.

Begitu mobil tiba di rumah, istri George berbisik, “Wahai suamiku tercinta… Kamu tahu khan, bahwa disunnahkan membagi daging korban menjadi tiga: sepertiga kita makan sendiri untuk beberapa hari ke depan, sepertiga kita sedekahkan ke fakir miskin, dan sepertiga lagi kita hadiahkan ke tetangga kita David, Elizabeth, dan Monica”.

Begitu Iedul Adha tiba, George dan istrinya bingung di manakah arah kiblat, karena mereka hendak menghadapkan domba kurban ke kiblat. Setelah menebak-nebak, mereka memutuskan menghadapkan kurban ke arah Saudi Arabia, dan ini sudah cukup.

Setelah mengasah pisau, George menghadapkan dombanya ke kiblat lalu menyembelihnya. Ia kemudian menguliti dan memotong-motong dagingnya. Adapun istrinya
membaginya menjadi tiga bagian sesuai sunnah. Namun tiba-tiba George berteriak mengatakan, “Waduh, kita terlambat ke gereja… sebab ini hari Minggu dan kita akan terlambat menghadiri misa!”. George konon tidak pernah ketinggalan misa di Gereja setiap hari Minggu. Ia bahkan rajin membawa istri dan anak-anaknya ke gereja.

Sampai di sini, pengisah mengakhiri kisahnya tentang George.

Salah satu yg hadir bertanya: “Waduh, kamu membingungkan kami dengan kisah ini !!! George ini seorang muslim ataukah Kristen??”.

Minggu, 14 Desember 2014

16 Tahun Perjuangan FPI yang 'Sia-sia'

fpiFPI adalah ormas yang sangat anti dgn miras. Bahkan sejak mereka berdiri tahun 1998 sampai hari ini Miras adalah salah satu objek yang paling mereka perangi habis-habisan.
5 Tahun pertama FPI berdiri (1998-2003), mereka sangat rutin mensweeping minuman keras ini. Tiap malam sweeping, tiada hari tanpa sweeping minuman keras. Semua di sweeping mulai dari pegadang eceran, sampai gudang-gudang besar yg menyimpan miras. Ada yang dibakar, ada yang di dobrak, ada yang dihancurkan, dsb. Gara2 tindakan ini banyak anggota FPI yang akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Alasannya hukumnya rata2 sama, Pengrusakan bersama-sama. Kalau ditanya sama hakim, apa yg dirusak?? Jawabannya : Ada botol bir yang pecah. hehehe.. Ada yang di penjara 3 bulan, 6 bulan, 7 bulan dst... Tapi FPI nggak kapok. Tetep aja mereka lakukan terus, dimana-mana. ..Ini kegiatan mereka di 5 tahun pertama berdirinya FPI kira-kira dari tahun 1998 sampai 2003.

Di 5 tahun kedua, (2003-2008) pemerintah sepertinya mulai memahami maksud FPI. Soalnya FPI juga selalu punya argumen dan alasan logis saat ditanya. Pemerintah pun mulai lakukan pendekatan kepada FPI.

Rabu, 10 Desember 2014

Kecurangan Bank Dalam Kredit KPR

kprRumah adalah kebutuhan pokok setiap rumah tangga. Memiliki rumah yang layak adalah idaman setiap orang.
Mengingat harganya yang tinggi dan cenderung naik terus, maka tidak banyak orang yg mampu membeli rumah secara cash. Beruntunglah ada lembaga keuangan seperti bank yang menyediakan fasilitas kredit perumahan yg bisa membantu kita. Dengan fasilitas KPR ini kita bisa membeli rumah hanya dengan uang muka 30% (aturan terbaru) saja, sisanya dibiayai oleh bank.


Bayangkan, kapan kita bisa membeli rumah jika harus mengumpulkan seluruh uang agar bisa membeli secara cash? Yang terjadi malah kita tidak akan pernah bisa membeli rumah, karena harganya naik terus. Tabungan kita tdk akan pernah cukup.

Dari sisi itu kehadiran kredit KPR bank memang sangat membantu mempermudah masyarakat membeli rumah secepatnya. Tapi benarkah bank sudah membantu kita? Ternyata TIDAK! Yang terjadi disini justru kita diperas bank habis2an.

Pasti banyak diantara kita yang penasaran bagimana bank dg iming2 bunga hanya 7% setahun bisa meraup untung puluhan-ratusan trilyun?
Coba sekali2 kita kritis menghitung jumlah kredit KPR bank tsb dg keuntungannya dlm setahun. Pasti tidak masuk akal! Lalu bagaimana hal itu bisa terjadi? Nah, disinilah kita akan bongkar bagaimana praktek “lintah darat” bank memeras konsumennya.

Sejak awal bisnis bank adlh hasil kreasi para “money lenders”. Jd jgn kaget jika sampai saat ini, praktek lintah darat masih melekat.
Bagaimana bank melakukan praktek lintah darat pd nasabahnya? Salah satunya adalah dg melakukan “kreasi” terhadap bunga kredit.

Karena kultwit kali ini kita bicara tentang KPR maka kita akan menghitung besaran bunga yg dikenakan terhadap kita pd KPR. Tapi cara serupa juga digunakan bank utk kredit2 lain seperti kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB). Saat kita membeli rumah dg KPR maka kita akan berurusan dg kredit jangka panjang (biasanya 10-15 thn). KPR termasuk jenis kredit dengan agunan. Dalam hal ini rumah yg kita beli itulah yang menjadi jaminannya. Sesuai aturan terbaru, kita wajib membayar 30% uang muka sedangkan bank membiayai 70% sisanya.

Di awal penawaran kredit biasanya bank menawarkan bunga yang cukup kompetitif (dibawah 9% pertahun). Biasanya untuk waktu 1-2 tahun awal. Sesuai perjanjian, pada tahun2 sesudahnya bunga akan menyesuaikan “bunga pasar”. Tapi benarkah itu yg terjadi?
Pada kenyataannya setelah tahun2 awal tsb, bank menetapkan bunga seenak perutnya sendiri. Saat inilah konsumen mulai menemukan “neraka” dalam kehidupan finansialnya. Banyak yg akhirnya tdk kuat membayar cicilan.

Seharusnya yg dijadikan patokan oleh bank sbg bunga pasar adalah “BI Rate”, tingkat suku bunga yg ditetapkan BI. Dimana suku bunga kredit bank sewajarnya selisih 1% - 3% lebih tinggi dari BI Rate. Itukah yg terjadi? TIDAK!.

Sebagai contoh, saat BI Rate ditetapkan oleh BI sebesar 6% setahun, banyak bank yg justru menetapkan bunga KPR 14% setahun! Sekali lagi kami sampaikan bahwa bunga “seenak perut” itu ditetapkan setelah 1-2 tahun cicilan berlangsung.

Pd tahun2 awal bank menerapkan bunga yg relatif ringan. Bunga ringan inilah yg selalu mereka promosikan di media. Dg keputusan “sepihak” dari pihak bank ini kami tidak heran jika banyak masyarakat yang merasa terjebak karenanya. Tapi apa mau dikata, mereka terpaksa pasrah karena tidak ingin kehilangan tempat berteduh untuk keluarganya.

Apabila nasabah menanyakan tentang kenaikan bunga yg fantastis ini, biasanya bank memberi berbagai alasan dg istilah yg keren2.
Intinya kita tetap harus bayar dan tidak ada gunanya menanyakan pd pihak bank krn sejak awal niatnya memang ingin memeras nasabahnya. Tapi benarkah nasabah tidak dapat berbuat apa2? Bagaimana cara mengatasinya? Nanti di bagian akhir kultwit ini.

Kecurangan bank berikutnya dlm KPR adalah pada proses perhitungan bunganya. Makin jelas perilaku lintah darat bank disini! Metode baku perhitungan bunga di bank sesungguhnya hanya ada dua: BUNGA EFEKTIF dan BUNGA FLAT.

BUNGA EFEKTIF adalah bunga yg harus dibayar setiap bulan, sesuai dg saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya. Dengan bunga efektif ini cicilan hutang kita setiap bulan makin berkurang, seiring berkurangnya pokok pinjaman. Tapi rupanya bank enggan menerapkan metode perhitungan bunga efektif tersebut karena dianggap kurang menguntungkan.

BUNGA FLAT adalah bunga yg besarnya sama setiap bulan, karena dihitung dr prosentasi bunga dikalikan pokok pinjaman awal. Bahasa sederhananya untuk bunga flat ini adalah, kita membayar bunga berdasarkan besarnya pinjaman awal kita. Jadi meskipun pokok pinjaman kita sudah berkurang banyak, tapi kita tetap harus membayar bunga berdasarkan jumlah pinjaman awal.

Metode BUNGA FLAT ini sangat menguntungkan bank, karena memberi hasil bunga berbunga buat perusahaan. Tapi krn dasarnya bank itu adalah bisnis lintah darat maka Bunga Flat dianggap masih kurang “memeras” nasabah.
Maka untuk memuaskan nafsu serakahnya dimodifikasilah perhitungan bunga diatas menjadi METODE ANUITAS.

METODE ANUITAS ini mirip dg Bunga Flat yg kejam itu, hanya saja berkat kejeniusan mereka jadi jauh lebih kejam lagi! Sama seperti Bunga Flat, dlm Metode Anuitas nasabah membayar cicilan dlm jumlah tetap berdasar besarnya pinjaman awal. Tp dlm metode Anuitas, mereka membuat secara sepihak metode pengurangan pokok yg sangat merugikan nasabah. Dalam metode Anuitas, cicilan awal lebih banyak diperuntukkan buat bunga. Sangat sedikit mengurangi pokok pinjaman.

Sebagai gambaran, jika kita pinjam 200 juta ke bank dg bunga 10% setahun untuk masa 15 tahun...Maka cicilan bunga yg harus kita bayarkan tiap bulan adalah Rp 1.660.000, pokoknya sebesar Rp 1.11.000. Total cicilan Rp 2.771.000. Saat memasuki tahun keenam atau bulan ke 72, maka kita sudah menyetor pada bank sebesar Rp 199.500.000. Pokok yang sudah kita bayarkan adalah sebesar Rp 80.000.000. Tapi benarkah hutang kita sudah berkurang 80 juta? TIDAK!

Berkat metode Anuitas tadi hutang kita ternyata hanya sedikit berkurang! Jadi metode anuitas ini sangat2 menguntungkan bank. Bagi yang sudah mengambil KPR, silahkan sekali2 tanya kpd pihak bank perihal berapa sisa hutang anda.

Saat hendak melunasi hutang di tengah jalan maka kita harus menerima bahwa ternyata sisa hutang kita tdk jauh beda dr awal.
Metode anuitas ini adalah strategi serakah bank untuk menjaga agar nasabah tidak melunasi hutangnya sebelum waktunya. Metode ini jelas2 membuat nasabah menjadi tawanan hidup pihak bank. Mau tidak mau kita harus berhutang jangka panjang.

Pihak BI sebagai pemegang otoritas sepertinya tidak berdaya terhadap praktek culas bank2 dibawah pengawasannya ini. Lalu siapa yang akan membela kepentingan masyarakat sebagai konsumen KPR? Tampaknya tidak ada.

Oleh karena itu kami akan memberikan “pemberdayaan” kpd masyarakat untuk mampu melawan kesewenang2an bank ini. Kita tidak perlu cengeng menggantungkan nasib kita pada pihak lain (pemerintah sekalipun).
Inilah saatnya kita bangkit memperjuangkan nasib kita sendiri. Jika bukan kita sendiri siapa lagi?

Jumat, 15 Agustus 2014

KHILAFAH ADALAH AJARAN ISLAM, BUKAN KEJAHATAN

934774_774467482605180_4411683312028288878_n[Al-Islam edisi 717, 19 Syawal 1435 H-15 Agustus 2014 M]
Perbincangan tentang ISIS dan Khilafah menghangat di media massa dan di masyarakat akhir-akhir ini. Di antara pemicunya adalah peredaran salah satu video yang diunggah di Youtube. Video tersebut berisi seruan anggota ISIS dari Indonesia kepada umat Islam di Indonesia agar bergabung dengan organisasi itu.
Isu ISIS dan Khilafah pun bergulir. Banyak pihak berkomentar. Pemerintah meminta masyarakat mewaspadai dan mencegah organisasi itu berkembang. Kelompok sekular memanfaatkan isu itu untuk memukul apa yang mereka katakan sebagai paham radikal.

Sikap Proporsional

Bagi pihak yang tidak suka terhadap Islam, isu ISIS dijadikan sebagai kesempatan untuk menjauhkan masyarakat dari idekhilafah. Mereka kemudian menyimpangkan konsep khilafah dan melakukan ‘monsterisasi’ khilafah. Mereka berupaya menanamkan ketakutan atau paling tidak keengganan terhadap ide khilafah. Caranya dengan mengaitkan isu tersebut dengan terorisme, aksi kekerasan dan kejahatan. Mereka pun melekatkan keburukan pada ide khilafah. Isu ISIS di Indonesia dan ide khilafah yang terus diulang-ulang tanpa disertai penjelasan memadai tentu bisa menjadi bagian dari upaya ‘monsterisasi’ itu.

Semua pihak, khususnya Pemerintah, seharusnya menyikapi isu ISIS secara proporsional. Penolakan terhadap organisasi yang mengklaim telah mendeklarasikan Khilafah itu berikut berbagai tindakan kekerasan yang mereka lakukan jangan sampai diperalat oleh pihak-pihak tertentu, khususnya yang tidak suka terhadap Islam, untuk melakukan ‘monsterisasi’ syariah dan khilafah sehingga menjadi penolakan terhadap syariah dan khilafah. Upaya ‘monsterisasi’ itu malah dapat menimbulkan masalah baru karena bisa mengkriminalisasi ide khilafah yang bersumber dari ajaran Islam.

Khilafah: Ajaran Islam

Khilafah adalah ide Islam. Karena itu Khilafah harus didukung oleh umat
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com