Ini pertanyaan dari seorang anak muda kaya' gue yang masih ngerasa
penasaran banget dan masih minim ilmu. "Gue pengen tahu kenapa sih orang
islam kudu disebut teroris?". Kesannya kejam, sadis abies dan sangar
gitu. belum lagi sederet kisah yang disuguhkan di tivi, yang ratingnya
bisa lebih tinggi dari sinetron tontonan emak- emak. Dalam bayangan gue,
teroris tuh bawa senjata laras panjang, badannya berotot, suka
ngerampok dan ngebajak pesawat, persis kaya' di film- film barat. Tapi
akhirnya gue shock dan nambah penasaran banget, saat ternyata seorang
ustadz yang udah sepuh ditangkap dan ditampilkan ditivi, terus dijuluki
sang teroris.
Yang lebih hebohnya, sikap pak ustadz yang tetep
tenang, cool dan santai banget. Ini justru kebalikan 180 derajat sama
pengawal yang menangkap beliau. Mereka pakai baju dan senjata super
lengkap. Kalau gue bilang sih lebay!!. secara gitu, si ustadz sudah
sepuh, apa iya bakal ngelawan dengan segitunya. Biar kelihatan sangar
kali ye.. heee....
Sikap pak ustadz ini yang akhirnya mancing
rasa penasaran gue lagi. Kalau maling ketangkap, biasanya pada nunduk
dan ekspresinya nggak asyik. Tapi yang gue lihat waktu itu, beliau tetap
adem ayem damai sentosa. Ada dua hal yang lalu mampir dipikiran gue.
Beliau santai karena yang dilakukan adalah benar atau malah super benar,
jadi pun kalau kena fitnah, kebenaran tetaplah kebenaran. Atau hal yang
kedua adalah beliau hanya sekedar merasa benar atau dengan kata lain
kebenaran versi belliau sendiri, sampai akhirnya beliau kudu ditangkap.
Investigasi berlanjut. Dari mulai tivi, majalah, koran sampe internet
gue ubek- ubek. Gue juga banyak tanya dan mengamati. Segitu
penasarannya, kenapa sih islam identik dengan teroris. Dan kenapa ada
orang yang bisa santai, dan ademm banget saat dihujat orang sedunia, dan
kenapa ada orang yang begitu semangatnya memberitakan berita tentang
mereka, dan menyebut mereka teroris.
Akhirnya guepun sampai pada
kesimpulan bahwa cinta itu memang butuh pengorbanan.Siapapun mereka yang
rela disebut teroris, ampe dianiaya seperti apapun, adalah karena
saking cintanya sama Allah. Mereka menjalankan aturan Islam yang
sebenar-benarnya. Dan sebutan teroris hanyalah fitnah yang disiarkan
buat menmagkas langkah mereka. Cinta mereka sama Allah nggak setengah-
setengah kaya' orang munafik dan yang memilih kesenangan dunia. Dan
Allahpun sayang dengan mereka yang benar- benar berjuang. Mereka yang
difitnah sebagai teroris, nggak cuma omdo tapi pake bukti dan tindakan.
Walaupun yang mereka lakukan bakal beresiko berat terutama buat diri
mereka sendiri. Tapi tetep bos, yang namanya kebenaran sampe H-2 kiamat
tetep aja bakal jadi kebenaran, dan kebenaran itu mutlak buat
disampaikan.
Mereka nggak sesadis yang digambarkan ditipi- tipi
tuh. Karena Islam memang bukan tentang kekerasan. Justru yang gue heran,
yang pada nangkepin bos, pake acara ngegebuk, kalau perlu membunuh!!
nah lho jadi siapa yang pake kekerasan?
So,... gue sebagai anak
muda yang kritis, tentu saja nggak akan melewatkan hal itu juga dong.
Siapa yang nggak mau dapat kecintaan Allah dan memahami kebenaran.
Disayang mak gue aja, seneng. Nah ini disayang sama yang nyiptain gue,
yang punya bumi dan galaksi milyaran yang gue bahkan nggak bisa ngitung.
Ya so pasti, kalau gue tolak, gue bodoh kelas berat. Gue akhirnya
milih belajar tentang islam yang sebenarnya. Bukan yang modifikasi,
ataupun yang abal- abal.
Hasilnya, terbukti...
Teroris,
juga disematkan didepan nama gue. Sama juga kaya' mereka yang lain.
Kenapa? akhirnya gue tahu alasannya. Karena gue belajar islam dengan
SEUTUHNYA, dan coba mempraktekkan paling nggak ke diri gue sendiri.
Jangan tanya siapa ngasih label begitu? yang pasti orang-orang yang
nggak suka dengan islam. Tapi yang gue heran, justru banyak orang islam
sendiri yang melakukan. #ralat,
maksudnya orang islam tapi munafik. Tapi itu nggak masalah, semua
pasti tahu lah, dimana ada surga pasti ada neraka. dimana ada orang
pengen baik, pasti bakal ada yang ngerecokin.
Gue emang masih
muda. tapi belum tentu gue NGGAK bakal mati besok, atau hari ini. Hanya
Allah yang tahu juga kan?. Nah karena itulah gue nggak mau hidup yang
sekalinya ini, gue setengah- setengah dalam belajar. Selain itu karena
gue bukan pengecut yang cuma bisa diem kaya' setan bisu yang
menyembunyikan kebenaran. gue juga bukan orang yang ahli bertengkar sama
hati gue yang selalu mengajak di kebenaran. Gue merasa beruntung karena
kebenaran yang gue pilih, bukan versi manusia, bukan buatan manusia,
dan hasil pikiran manusia. melainkan langsung dari Allah yang
menciptakan kita, termasuk kamu yang lagi baca.
So, buat
siapapun kamu di luar sana, jangan pernah takut ketika kamu dilabeli
apapun saat pengen jadi lebih baik. Dan hanya islam yang bakal menuntun
kamu jadi lebih baik #maksud
gue islam versi original, bukan yang KW. Jangan mudah galau sama
hujatan, makian ataupun cobaan yang bakal kamu dapat dari manusia
disekeliling kamu. Emang kamu hidup bakal ngasih tanggung jawab ke
meraka. nggak lah!! entar kita sendiri- sendiri menghadap Allah, dan
bakal ditanyain sendiri juga sama Allah. yang dulunya belain dan
melindungi kamu di dunia, nggak bakalan bisa lagi ngebela kamu
diakherat. semua bakalan kamu tanggung sendiri, baik ataupun buruk kamu
yang bakal nanggung sendiri. Dan asal kamu tahu aja, orang yang membenci
kamu, memusuhi dan bahkan menyiksa kamu, seharusnya dialah orang yang
bener- bener rugi. Kalau memang dia sebenarnya baik, dia akan ngerasa
sedih karena kudu bertarung sama batinnya sendiri saat memusuhi kamu.
Kalau memang dia jahat, sesungguhnya Allah sudah menggunci mati hati
nuraninya dari memahami nilai kebenaran islam. Hey, adakah orang yang
pantas dikasihani selain mereka?
So, mumpung masih muda, yuk kita
belajar jadi pemimpin yang baik atas diri sendiri, yang bakal ngantar
diri kita sendiri kelak ditempat yang nyaman yaitu surga. kritislah
dengan apa yang terjadi disekeliling kita, dan pandai- pandailah dalam
membuat pilihan dan pemikiran. Nggak ada yang gratis bos, semua kisah di
dunia bakal ada endingnya, semua perbuatan bakal ada pertanggungan
jawabnya. Saatnya memilih tentang siapa dan bagaimana jati diri kamu,
sekarang!
(voa-islam )
0 komentar:
Posting Komentar