Copas dari blog sebelah,
Hari Pahlawan, 10 November 2010, sudah berlalu. Tidak ada kesan apapun, tidak ada yang istimewa. Segala serba hambar, formal, dan dibuat-buat. Hari Pahlawan kini, seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya menjadi basa-basi tanpa makna.
Sempat marak perdebatan seputar pemberian gelar pahlawan kepada mendiang Pak Harto dan Wahid. Keduanya mantan Presiden RI. Kalau Soeharto di jaman Orde Baru, Wahid di jaman Reformasi.
Tulisan ini tidak ada kaitannya dengan isu pemberian gelar pahlawan kepada kedua tokoh. Tidak, tidak ada koneksinya kesana. Lewat tulisan ini kita justru ingin bertanya-tanya: “Apa gunanya kita bicara soal gelar pahlawan? Apa ada manfaatnya pemberian gelar pahlawan bagi kehidupan rakyat Indonesia? Apa yang mau diteladani dari jejak orang-orang yang diberi gelar pahlawan?”
Indonesia adalah negara paling aneh di dunia. Jika ada negara yang paling banyak jendral-nya, itulah Indonesia. Jika ada negara yang paling banyak pahlawan-nya, itulah pula Indonesia. Jika ada negara yang paling banyak masjid-nya, sekaligus paling parah korupsinya, ya Indonesia. Kalau ada negara yang mengaku ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi Pemerintahnya aktif mendukung kemusyrikan, adalah Indonesia. Kalau ada negara yang setiap tahun ratusan ribu rakyatnya